Mohon tunggu...
Ajeng Kania
Ajeng Kania Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Guru di SD yang sedang asyik menemani bayi mungilnya

Selanjutnya

Tutup

Money

Bentengi Arus Konsumerisme dengan FQ!

19 Oktober 2010   08:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:18 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_295054" align="alignleft" width="300" caption="Berbijak dengan uang (www.google.com)"][/caption]

Kita telah mengenal IQ (intellegentia quotient), kemudian EQ dan SQ, kini FQ (financial quotient) yakni kecerdasan mengelola keuangan sangat penting untuk dimiliki. Mengurus keuangan adalah seni. Bukan soal besarannya tapi bagaimana mengelola pendapatan secara bijak.

Bukan rahasia lagi, arus globalisasi mendorong budaya konsumerisme, membuat orang sukar berpikir jernih manakala berhadapan dengan uang. Dengan uang di tangan, orang cenderung “gatal” untuk menghabiskan seketika.

Biang keladinya tak lain rayuan iklan di segalan lini terus menggoda, dan menggelitik calon konsumen dari anak-anak, dewasa hingga manula. Tak heran, fenomena itu mampu menghipnotis masyarakat untuk bersaing dalam gaya hidup dan konsumsi.

Para sales kendaraan bermotor, meubeul, atau elektronik dan kartu kredit dengan senyuman ramah menawarkan fasilitas kredit yang kerap memikat. Dengan DP longgar dan proses cepat, kendaraan pun bisa langsung diantar ke rumah. Tanpa pertimbangan yang matang, seringkali kegembiraan cuma sesaay, berubah menjadi bumerang bagi diri dan keluarga.

Di sinilah perlunya FQ. Materi FQ dapat diperoleh dengan pengalaman sendiri, atau share dengan kawan-kawan tentang trik dan tips mengelola keuangan atau diperoleh lewat membaca media cetak atau elektronik sebagai pelajaran. Dengan pemahaman ini orang tidak akan lekas panik, tetapi tetap bersikap jernih  saat mendapat "uang banyak" atau saat "dompet sedang kosong".

Bagi ibu rumah tangga, tentu harus berjuang ekstra memetakan pendapatan dengan pengeluaran. Di sini proses memilih dan memilah (selektif) kebutuhan yang bisa didahulukan atau ditunda, penting atau tidak penting, bisa diganti yang lain atau tidak menjadi bahan pertimbangan. Cara ini bisa diterapkan dalam membeli bahan makanan atau pakaian, sehingga mampu menghemat keuangan keluarga. Meskipun memiliki penghasilan sendiri, ada baiknya minta pandangan suami bila akan menambah perabotan, atau aksesoris rumah tangga, baik cash apalagi kredit.

Dengan FQ orang akan  mempertimbangkan dalam membeli barang aspek produktif atau konsumtif. Laptop menjadi barang produktif bagi penulis, penelitim dosen, profesional atau mereka berkecimpung dengan komputer,  dan bisa pula menjadi barang konsumtif bila hanya digunakan untuk menghabiskan waktu tanpa  kegiatan bermanfaat. Kendaraan bisa produktif menghasilkan dan mendukung profesi atau malah lebih konsumtif menghamburkan kas keluarga.

Satu lagi, dengan FQ memberi pemahaman bagi kita  pentingnya arti menabung. Menabung dapat berupa menyimpan uang di bank, polis asuransi atau dalam bentuk properti. Menabung apapun bentuknya, pasti bermanfaat dalam menghadapi situasi sulit sekalipun.

Menabung membuat senyum kita bertambah lepas … Satu resep berkaitan dengan FQ, pentingnya membatasi kemauan dengan kemampuan... (**)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun