Mohon tunggu...
Ajeng Kania
Ajeng Kania Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Guru di SD yang sedang asyik menemani bayi mungilnya

Selanjutnya

Tutup

Nature

Belajar PLH di Rumah

10 Oktober 2010   08:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:33 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_285511" align="alignleft" width="300" caption="Yuk Menanam "][/caption] Hijaunya pekarangan, membuat kedamaian. Pekarangan yang gersang tentu bikin gerah dan panas.    Menanam di pekarang rumah bisa di atas tanah atau dalam pot.  Pot bisa ditaruh di atas lantai, digantung atau ditempel.  Pot berguna manakala pekarang rumah amat sempit dan tak menyisakan lahan tanah. Ada beberapa alasan orang menanam di pekarangan rumah yaitu (1)  tanaman  dapat menjadi sumber kebutuhan memasak, obat, atau jamu. (2) hiasan di rumah (3) penyaluran hobi, (4) timbulnya rasa bangga jika mampu memanen dan mengkonsumsi tanaman ditanam sendiri, (5) tanaman  lebih terjamin kebersihan dan mutunya, karena penggunaan pestisida yang dapat ditekan semaksimal mungkin, (5) melatih seluruh anggota keluarga untuk lebih mencintai alam. Dengan tanaman di pekarangan, kita tidak perlu belanja ke warung setiap waktu.  Daun tangkil, labu siam, kecipir atau terong ungu dapat dipanen sewaktu-waktu bisa digunakan untuk konsumsi. Ada jenis-jenis tanaman yang ditanam di pekarangan, yakni cabe, kemangi, kecipir, nenas, tomat, cengek, bawang daun, tangkil, salam, ketela, dan bangkuang. Ada juga mahkota dewa, sambiloto, pepaya. Selain itu sebagai pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)  bagi anak dalam membibit, memupuk dan memanen.  Anak dapat belajar proses kehidupan tanaman tumbuh dari hari ke hari. Yang paling penting, menanamkan kecintaan pada lingkungan sambil meningkatkan kecerdasan natural anak. (**)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun