"Akar pendidikan itu pahit, tapi buahnya manis."- Aristoteles
Mengenyam pendidikan hingga jenjang perkuliahan tidak sangat mudah, banyak hal yang harus saya korbankan untuk bisa di tahap ini. Lahir dan besar di keluarga yang tidak lepas dengan huru hara, mengubah saya menjadi pribadi yang tahan banting dalam segala hal. Hal tersebut tidak membuat saya putus asa untuk melangkah dan bermimpi, dengan semangat keluarga besar yang basic pendidik membawa saya mantap untuk melangkah menjadi seorang pendidik nantinya.Â
Sejak kecil saya selalu mengusahakan agar ilmu yang saya dapat selama menempuh di bangku pendidikan harus dapat bermanfaat bagi saya dan orang di sekitar saya dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sudah banyak pengalaman yang saya dapat di bangku SD hingga SMA, menjadi aktivis merubah mindset saya bahwa dimanapun itu pendidikan sangat diperlukan. Menjadi seorang mahasiswa menjadi salah satu tanggung jawab penuh untuk dapat membawa perubahan dalam pendidikan di Indonesia. Salah satu langkah awal yang bisa saya lakukan adalah mengikuti program Asistensi Mengajar.
Program Asistensi Mengajar Universitas Negeri Malang dilaksanakan mulai tahun 2021. Sesuai dengan namanya, mahasiswa yang mengikuti program ini diharuskan untuk melakukan kegiatan mengajar atau menjadi pendidik di satuan pendidikan. Asistensi Mengajar adalah salah satu program dari Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM). Program ini dilaksanakan selama satu semester atau setara dengan 20 SKS yang nantinya menjadi konversi mata kuliah di semester yang dijalankan. Kurang lebih 121.667 hari mahasiswa mampu menjadi seorang pendidik, memiliki tanggung jawab penuh dalam pengelolaan kelas, merancang perangkat ajar dan masih banyak lagi. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa dibikbing oleh Guru Pamong dan Dosen Pembimbing Lapangan dinsayuan pendidikan secara kolaboratif. Kegiatan Asistensi Mengajar yang dilakukan oleh mahasiswa dapat dilaksanakan pada berbagai jaringan pendidikan, baik PAUD sampai SMA/SMK/MAN. Dalam hal ini, saya mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan program Asistensi Mengajar di jenjang pendidikan menengah atas, tepatnya di pada satuan pendidikan SMKN 2 Malang. Dalam pelaksanaannya, ada 4 kategori aktivitas yang wajib dilakukan oleh setiap mahasiswa yang menjalankan program ini. Kategori aktivitas tersebut yakni akademik, non-akademik, administrasi, dan publikasi.
Kegiatan pertama program ini adalah melakukan observasi terlebih dahulu sebelum terjun sebagai pendidik. Koordinasi dengan Dosen Pamong mengenai kegiatan yang berdampak positif bagi peserta didik, mengenal lingkungan sekolah, karakteristik peserta didik, dan suasana ruang kelas sebagai pendukung proses pembelajaran. SMKN 2 Malang merupakan satuan pendidikan ramah inklusi, dimana terdapat peserta didik berkebutuhan khusus atau perlu perhatian lebih dari guru. Hal ini menjadi tantangan saya dalam menjalankan program ini, ditantang untuk mampu merangkul banyak karakteristik peserta disik di SMKN 2 Malang.
Kegiatan akademik yang dilakukan saat program ini salah satunya diawali dengan menyusun perangkat ajar yang nantinya digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam penerapannya, SMKN 2 Malang sudah menjalankan kurikulum Merdeka, merancang modul, LKPD, dan media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran dapat menarik minat belajar peserta didik menjadi tanggung jawab saya menjadi seorang pendidik selama 121.667 hari.Â
Sesuai dengan jurusan yang saya emban, mahasiswa S1 Pendidikan Sejarah, saya berkesempatan menjadi pendidik mapel Sejarah. Mapel Sejarah merupakan mapel yang lebih banyak tidak disukai oleh peserta didik, dikarenakan dianggap membosankan. Disini saya ditantang kembali untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang menarik dan mengemas pembelajaran Sejarah secara menyenangkan. Saya berkesempatan mengajar kelas X dan XI dengan materi Zaman Praaksara/Nenek Moyang hingga Reformasi.Â
Materi yang cukup luas dan saya harus mengemas dengan baik dan mampu diterima oleh peserta didik. Dalam pelaksanaannya saya menemui beragam karakteristik peserta didik, serta harus memiliki tenaga ekstra bagi peserta didik yang membutuhkan perhatian khusus. Dari sini saya beranggapan, sebagai pendidik tidaklah mudah, apalagi pendidik yang honorer diluar sana, betapa mulia tugasnya dengan gaji yang sedikit namun ilmu yang diberikan sangatlah mengalir deras.Â
Pendidikan merupakan hal yang perlu diperhatikan secara lebih, agar terbentuknya pendidikan yang baik di negara ini. Salah satu yang dapat saya lakukan dalam menciptakan suasana menarik pada pembelajaran sejarah ialah menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dengan penggunaan media pembelajaran History Domino pada materi Kerajaan Islam di Nusantara.Â
Selain itu, saya menggunakan quizziz, kahoot, PPT dan media pembelajaran lainnya yang mendukung proses pembelajaran. Pada hal ini, mampu menarik minat belajar peserta didik yang awalnya tidak tertarik dengan sejarah menjadi lebih tertarik untuk belajar sejarah. Kunci menjadi pendidik sejarah adalah harus mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan.