Mohon tunggu...
Ajeng Gendis
Ajeng Gendis Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

The Journey Of Sustainable Agricultural Development In Indonesia

26 Desember 2021   21:04 Diperbarui: 26 Desember 2021   21:05 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia merupakan negara tropis yang dikaruniai lahan yang subur, oleh karena itu keletarian dari sumberdaya lahan pertanian dan mutu lingkungan serta keberlanjutan sistem produksi merupakan hal yang sangat penting bagi sektor pertanian. IRRI (2004) mengidentifikasi tujuh faktor umum yang menjadi penyebab rusaknya mutu sumberdaya pertanian dan lingkungan, yaitu: (1) kemiskinan dan perusakan mutu lingkungan; (2) penggunaan secara liberal sarana agrokimia; (3) degradasi lahan oleh penggunaan yang kurang bertanggung jawab; (4) pencemaran badan air dan aliran air; (5) kemunduran keanekaragaman hayati; (6) anomali iklim akibat perubahan iklim global; (7) penggunaan produk bioteknologi yang tidak sesuai. Ketujuh faktor tersebut telah terjadi di Indonesia, kecuali faktor penggunaan produk bio teknologi yang belum terdapat di lapangan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor faktor penyebab kerusakan mutu lingkungan dan sumberdaya pertanian telah berproses di Indonesia yang berdampak terhadap menurunnya keberlanjutan sistem produksi. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan dan upaya serta program yang melibatkan semua pihak terkait, guna memperoleh kelestarian sumberdaya dan lingkungan serta keberlanjutan produksi pertanian.

Secara umum, pertanian berkelanjutan merupakan sebuah konsep dimana usaha pertanian dapat dilaksanakan pada sumberdaya lahan yang bersangkutan secara terus menerus dan menguntungkan bagi pelaku usahatani. Harrington (1992) menyatakan bahwa pertanian berkelanjutan dapat dikukur melalui tiga tolok ukur dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya pertanian, yaitu (1) pertumbuhan produksi sesuai dengan permintaan yang terus meningkat; (2) keadilan kesempatan berusahatani antar generasi dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian; (3) kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati.

Sejak awal 1980 Indonesia telah memasukkan aspek kelestarian lingkungan dalam setiap bidang program pembangunan, termasuk pada bidang pertanian. Akan tetapi implementasi pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati dalam pembangunan pertanian masih sangat minimal. Adopsi teknologi Revolusi Hijau yang telah berhasil meningkatkan produksi pangan 400% pada luasan lahan yang banyak berkurang pun tidak lepas dari kritik. Program Revolusi Hijau yang dicanangkan guna meningkatkan produksi panngan nasional nyata membawa dampak negarif bagi keberlanjutan lahan.

Sumarno (2007) kemudian mengajukan konsep "teknologi revolusi hijau lestari" yang diartikan sebagai keterpaduan antara teknik budidaya untuk memperoleh hasil optimal dibarengi tindakan pelestarian mutu sumberdaya lahan yang berjalan secara bersamaan. Komponen teknologi revolusi hijau lestari meliputi : (1) penerapan pola tanam produktif dan rotasi tanaman; (2) penanaman varietas unggul adaptif lokalita dan rotasi penanaman varietas; (3) penyiapan lahan secara optimal; (4) pengayaan kandungan bahan organik tanah; (5) penyehatan lingkungan dan ekologi lahan sawah; (6) penyediaan hara tanaman secara optimal; (7) pengendalian OPT secara terpadu; (8) penyediaan, pemanfaatan dan pemeliharaan sumber air secara bijaksana; dan (9) peningkatan pengetahuan dan kesadaran petani tentang pentingnya pemeliharaan sumberdaya pertanian.

Pelestarian sumberdaya lahan pertanian yang merupakan syarat penting dalam pertanian berkelanjutan yang menjadi bagian krusial dari usahatani. Masih rendahnya pemahaman dan kesadaran pentingnya pertanian berkelanjutan diantara para stakeholder dan penyuluh pertanian, mengindikasikan perlunya penyediaan informasi, referensi, diskusi dan atau pelatihan tentang pertanian berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

  • IRRI. 2004. IRRI's Environmental Agenda: an approach toward sustainable. Laguna, Philipines: IRRI.
  • Sumarno. 2007. Teknologi revolusi hijau lestari untuk ketahanan pangan Nasional masa depan. Bul. IPTEK Tanaman Pangan, 2(2) : 131 -- 153.
  • Sumarno. 2018. Mewujudkan Pertanian Berkelanjutan: Agenda Inovasi Teknologi dan Kebijakan. Bogor : IAARD Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun