Gagasan Islam moderat semakin relevan di tengah tantangan globalisasi dan dinamika sosial yang semakin kompleks. Islam moderat bukan hanya pandangan teologis; itu juga merupakan pendekatan yang menawarkan solusi untuk peradaban yang inklusif dan harmonis. Dalam konteks ini, Islam moderat dapat berfungsi sebagai jembatan untuk mengatasi konflik dan ekstrimisme yang sering mengancam keberagaman masyarakat.
Konsep Islam Moderat
Islam moderat menekankan pada keseimbangan antara ajaran agama dan kebutuhan zaman sekarang. Ini mencakup elemen sosial, politik, dan budaya di mana kebebasan beragama dan hak asasi manusia dihargai.Â
Konsep ini mendorong umat Islam untuk mengambil sikap tengah( tawasuth) dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Akibatnya, pluralisme dianggap sebagai sumber kekayaan budaya. Islam moderat adalah solusi untuk membangun peradaban yang inklusif dan berkelanjutan di period globalisasi dan kemajuan teknologi.Â
Konsep ini menunjukkan bahwa agama Islam mendorong pendidikan dan pengetahuan sebagai cara untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan, sehingga orang- orang yang beragama Islam dapat memperoleh pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk menjadi bagian dari masyarakat yang maju dan ultramodern.Â
Orang- orang, menurut perspektif Islam moderat, bertanggung jawab atas keberlangsungan peradaban dan dianjurkan untuk berpartisipasi aktif dalam membangun masyarakat yang sejahtera dan harmonis.
Tantangan Radikalisme
Salah satu masalah utama yang dihadapi masyarakat saat ini adalah radikalisasi. Data yang dikumpulkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menunjukkan kemungkinan meningkatnya radikalisme, terutama menjelang tahun politik baru.Â
Dalam kehidupan sehari- hari, kita dapat menggunakan prinsip- prinsip Islam yang moderat untuk mencegah radikalisme, seperti tawassuth( memilih jalan tengah), tawazun( seimbang), i'tidal( lurus dan teguh), tasamuh( toleransi), musawah( kesetaraan nilai), syura( pertimbangan).Â
Prinsip- prinsip Islam moderat di atas dapat membantu kita menghindari radikalisme dalam kehidupan sehari- hari karena mereka memungkinkan kita untuk seimbang, menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, memiliki sikap toleransi, tidak membeda-bedakan, mengambil keputusan dengan musyawarah, mendahulukan apa yang menjadi prioritas, dinamis, dan inovatif.Â
Selain itu, dalam situasi seperti ini, Islam moderat dapat berfungsi sebagai cara untuk membangun peradaban yang didasarkan pada kebaikan dan perdamaian. Untuk mencapai harmoni, dialog antara agama dan budaya dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang terbuka dan inklusif.
Peran Pendidikan
Penyebaran Islam moderat sangat bergantung pada pendidikan. Umat Islam dapat dididik tentang prinsip toleransi dan keterbukaan melalui pendidikan yang inklusif. Umat Islam akan lebih mudah mengambil sikap moderat dalam kehidupan sehari- hari jika mereka menerima pendidikan agama yang baik. Salah satu upaya untuk mengembangkan islam moderat ini adalah membuka aspek antroposentris dari ajaran agama.Â
Selama ini, teologi hanya mengutamakan aspek langit, tetapi sekarang harus mempertimbangkan aspek bumi. Ini akan mendorong munculnya kekuatan masyarakat sipil yang ingin mengubah masyarakat. Kedua, tafsirkan secara emansipatoris. Tafsiran keagamaan harus melindungi dari penindasan, membantu mereka yang tertindas, dan mendukung pluralisme, demokrasi, dan hak asasi manusia.