Mohon tunggu...
Fahira Pambajeng Damayanti
Fahira Pambajeng Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya adalah seorang mahasiswa yang bersemangat dan berkomitmen dalam menjalani pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan fokus utama pada jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Saya percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membangun masyarakat yang lebih baik, dan saya berharap dapat memberikan kontribusi positif melalui pengetahuan dan keterampilan yang saya peroleh selama studi. Selain itu, saya memiliki ketertarikan yang besar di dunia kepenulisan. Saya senang mengekspresikan ide dan pemikiran saya melalui tulisan, dan saya percaya bahwa melalui tulisan, saya dapat menyebarkan ide-ide yang inspiratif dan memotivasi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menjadi Dai yang Kompeten: Menguasai Akidah, Syariah, dan Akhlak

4 Juni 2024   12:19 Diperbarui: 4 Juni 2024   12:28 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Oleh: Syamsul Yakin, Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta - Fahira Pambajeng Damayanti - Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 

---

Dalam memahami ajaran Islam, ada tiga pilar utama yang harus dikuasai seorang dai: akidah, syariah, dan akhlak. Ketiganya adalah inti dari pesan dakwah dan harus dimiliki oleh setiap dai yang ingin menjalankan tugasnya dengan baik.

1. Keilmuan tentang Akidah (Keimanan)

Akidah mencakup lebih dari sekadar tauhid (mengesakan Allah). Selain keimanan kepada Allah, akidah juga mencakup kepercayaan kepada rasul-Nya, kitab-Nya, malaikat, hari akhir, dan takdir. Dalam sejarah Islam, terdapat berbagai aliran seperti Khawarij, Mu'tazilah, Asy'ariyah, Maturidiyah, dan Wahabiyah. Meskipun semua aliran sepakat dalam mengesakan Allah, mereka memiliki perbedaan dalam pandangan akidah.

Seorang dai harus memahami aliran yang diikutinya, termasuk tokoh-tokoh dan pendapat-pendapat yang mereka anut. Pengetahuan tentang perbedaan dan persamaan antara aliran-aliran tersebut sangat penting. Untuk itu, dai harus mendalami al-Qur'an, ilmu tafsir, hadits, ilmu hadits, serta sejarah dan perkembangan teologi dalam Islam. Selain itu, dai juga perlu mengenal berbagai manhaj, madzhab, organisasi masyarakat, dan partai dalam Islam.

2. Keilmuan tentang Syariah

Syariah dan fikih seringkali disalahartikan. Syariah adalah hukum Islam yang berasal langsung dari al-Qur'an dan Sunah, sedangkan fikih adalah hasil ijtihad ulama yang didasarkan pada sumber-sumber tersebut. Oleh karena itu, seorang dai harus menguasai al-Qur'an, hadits Nabi, dan literatur fikih, baik klasik, pertengahan, maupun kontemporer.

Syariah, fikih, dan ibadah memiliki perbedaan. Ibadah adalah bagian dari fikih, sehingga kita mengenal berbagai cabang seperti fikih ibadah, fikih muamalah, dan fikih politik.

3. Keilmuan tentang Akhlak

Akhlak berhubungan dengan perilaku lahir, sedangkan tasawuf berfokus pada perilaku batin. Seorang dai harus mampu membedakan antara akhlak yang baik (mahmudah) dan akhlak yang tercela (mazmumah). Idealnya, akhlak seorang dai meningkat menjadi tasawuf, karena dai adalah panutan bagi umatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun