Mohon tunggu...
Ajeng Ayu Wulaningtyas
Ajeng Ayu Wulaningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 21107030021

Sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jalan-Jalan Ke Malioboro Naik TransJogja

13 Juni 2022   17:24 Diperbarui: 13 Juni 2022   17:25 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung BNI - titik 0 kilometer Jogja / Dokpri

Apa yang kompasianer pikirkan ketika mendengar kata Jogja? Gudeg, keraton, bakpia, tugu Jogja, titik 0 kilometer, dan tentunya Malioboro bukan? 

Jika kompasianer hendak berkunjung ke Malioboro, dan bingung mau kesana naik apa? Jangan khawatir, karena Jogja punya bus kota yang siap mengantar kompasianer ke Malioboro.

Hanya dengan tarif Rp3.500-, per orang, kompasianer sudah bisa jalan-jalan ke malioboro naik transjogja. 

Kali ini saya akan mengajak kompasianer untuk jalan-jalan ke malioboro dengan naik transjogja yang tentunya bisa kompasianer jadikan sebagai referensi jika ingin menjajal transportasi umum yang satu ini.

Saya berangkat sore hari, berjalan kaki kurang lebih 5 menit dari kost tempat saya tinggal menuju halte transjogja terdekat yaitu halte TJ Urip Sumoharjo. Untuk mengetahui halte transiogja terdekat, kompasianer bisa mengeceknya di google maps. 

Selain itu, kompasianer juga bisa melihat halte atau tempat pemberhentian bus (TPB) terdekat, serta rute bus dari aplikasi TransJogja yang kompasianer bisa download di playstore. Karena aplikasi itu lebih update, lebih lengkap, dan lebih akurat.

Setelah sampai di halte, kompasianer akan ditanyai lokasi tujuan kemana oleh petugas yang berjaga. Lalu petugas akan mengarahkan untuk naik bus rute apa. Karena saya hendak ke Malioboro, jadi dari halte TJ Urip Sumoharjo saya akan naik bus rute 1A.

Untuk pembayaran, bisa cash maupun non cash. Karena saya sudah membuat kartu berlangganan transjogja yang saldonya bisa diisi ulang. Saya hanya membayar Rp2.700-, jika menggunakan kartu ini. Berbeda jika dengan cash yang harus membayar Rp3.500-,.

Mungkin karena saat itu weekend dan sore hari, jadi bus sangat penuh. Saya harus mengantre untuk naik bus. Karena saat saya tiba di halte pun sudah ada 5 orang yang menunggu. Akhirnya saya naik rute 1A di bus selanjutnya. Baru kali ini saya naik transjogja dengan kapasitas full penumpang. Karena sebelumnya, saat pertengahan pandemi. Transjogja masih longgar dan sepi.

Saya sarankan untuk menyediakan waktu yang cukup apabila ingin naik transjogja. Karena selain membutuhkan waktu untuk menunggu bus datang, saat sudah di dalam bus pun, bus akan sering berhenti di halte dan TPB rutenya untuk menurunkan dan menaikkan penumpang.

Setelah beberapa pemberhentian, akhirnya bus rute 1A yang saya tumpangi sedikit longgar dan saya kebagian tempat duduk. Yang saya senangi ketika naik transjogja adalah kita bisa melihat suasana jalanan Jogja dari dalam bus. Apalagi kalau kompasianer duduk di kursi depan dekat dengan sopir. Jalanan akan terlihat jelas dan kompasianer juga bisa melihat sopir menekan tombol untuk membuka dan menutup pintu bus ketika berada di pemberhentian.

Setelah melewati beberapa halte pemberhentian, akhirnya saya sampai di Malioboro. Jika ingin menikmati jalanan malioboro dari ujung ke ujung, kompasianer bisa berhenti di halte malioboro 1 yang letaknya dekat dengan grand Inna Garuda dan Malioboro Mall.

Saya pun turun di Halte Malioboro 1. Karena akhir pekan, malioboro sangat ramai meskipun cuaca agak mendung. Baru kali ini saya lihat malioboro seramai ini sejak datang ke Jogja pada agustus tahun 2021. Banyak hal menarik yang saya temui. Seperti pengamen jalanan yang asyik bernyanyi, truk sampah yang berjalan pelan menelusuri jalan malioboro untuk mengangkut sampah-sampah, hingga outlet ice cream McDonals yang sangat ramai hingga mengurungkan niat saya untuk membeli ice cream.

Truk yang mengangkut sampah di sepanjang jalan Malioboro / Dokpri
Truk yang mengangkut sampah di sepanjang jalan Malioboro / Dokpri

Begitu pula plang jalan yang bertuliskan Jl. Malioboro, banyak orang yang mengantre untuk bisa berfoto di salah satu spot otentik khas Malioboro ini. Ternyata ada pula orang-orang yang sengaja memakai baju ala penjaga kerajaan zaman dulu sebagai salah satu alternatif pengunjung untuk berfoto.

Pengunjung mengantre untuk berfoto di plang JL. Malioboro / Dokpri
Pengunjung mengantre untuk berfoto di plang JL. Malioboro / Dokpri

Berfoto dengan orang berkostum penjaga kerajaan / Dokpri
Berfoto dengan orang berkostum penjaga kerajaan / Dokpri

Selain warga lokal dan turis lokal, tentunya adapula turis mancanegara. Hampir semua turis mancanegara yang saya temui di jalanan malioboro tidak mengenakan masker. Mungkin karena di negara asalnya sudah bebas masker dan melihat peraturan pemerintah Indonesia yang juga sudah melonggarkan penggunaan masker di ruang terbuka.

Seru sekali melihat interaksi antara turis lokal dengan turis mancanegara. Ada yang hendak meminta wawancara kepada mas-mas bule yang sedang duduk -- sepertinya. Sampai ada bapak-bapak yang meminta foto kepada pasangan bule yang sedang lewat.

Tak lupa titik 0 kilometer, sampai sini pun masih banyak pengujung yang sedang asyik berfoto dan menikmati suasana kota Jogja. Salah satu latar yang menjadi ciri khas titik 0 kilometer yaitu Gedung Bank BNI yang bercat putih dengan gaya arsitektur Eropa.

Gedung BNI - titik 0 kilometer Jogja / Dokpri
Gedung BNI - titik 0 kilometer Jogja / Dokpri

Tips jika berlibur di luar ruangan yang mengharuskan jalan kaki, kompasianer bisa sedia payung dan membawa air putih. Meskipun di sepanjang jalan Malioboro banyak yang berdagang minuman dingin, tetapi akan lebih hemat dan sehat jika kompasianer membawa minuman sendiri dari rumah.

Benar saja, saat saya sedang berjalan kaki menuju halte TJ Senopati 2 yang letaknya dekat dengan Taman Pintar Yogyakarta. Untuk kembali pulang ke kost. Hujan turun, yang awalnya rintik-rintik kemudian menjadi deras. Untung saja saya selalu membawa payung ketika hendak jalan-jalan menggunakan transjogja.

Menunggu bus di halte TJ Senopati 2 / Dokpri
Menunggu bus di halte TJ Senopati 2 / Dokpri

Setelah menunggu cukup lama di halte TJ Senopati 2, akhirnya bus dengan rute 1B datang. Setelah penumpang yang lain turun, saya naik. Dan ternyata saya penumpang satu-satunya di dalam bus itu. Ini kali kedua saya menjadi satu-satunya penumpang dengan rute bus yang sama. Berbeda sekali saat saya berangkat menuju malioboro dengan bus rute 1A yang sangat penuh. Dan akhirnya saya sampai di halte TJ Colombo (UNY). Hujan pun sudah reda, sehingga saya tidak perlu memakai payung lagi. Saya berjalan kaki kurang lebih 10 menit untuk sampai ke kost tempat saya tinggal.

Ketika kompasianer ingin naik transjogja, pastikan selalu mengawasi barang bawaan agar selalu aman. Begitu pula saat berjalan kaki di trotoar jalan raya, selalu awas dan berhati-hati agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Meskipun kelihatannya agak menguras tenaga karena harus berjalan kaki, apalagi bila halte yang kita tuju jaraknya lumayan jauh. Tapi dijamin naik transjogja itu seru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun