Selama ini daur ulang diandalkan sebagai solusi untuk mengatasi sampah plastik. Namun, dari semua sampah plastik yang pernah diproduksi sejak tahun 1950-an, hanya 9 persen yang berhasil di daur ulang. 12 persen dibakar, dan 79 persen sisanya masih ada di bumi.
Masih bersama Prigi dan Robi, kali ini mereka memulai riset tentang mikroplastik. Plastik disebut sebagai mikroplastik adalah ketika plastik menjadi remahan atau serpihan dengan ukuran dibawah 0,5 milimeter.Â
Sample diambil dari isi perut ikan bandeng dari tambak yang ada di hilir Kali Porong, yang mana di bagian hulu kali ini merupakan aliran dari pembuangan limbah-limbah pabrik kertas. Hasil dari riset yang dilakukan oleh Andreas A. Kristanto, seorang peniliti senior dari ecoton, mengatakan bahwa ikan bandeng yang berada di sumber air yang sudah tercemar mikroplastik berpotensi untuk membawa zat-zat beracun ke tubuh ikan bandeng.
Ternyata mikroplastik tidak hanya ditemukan di ikan saja, melainkan di tubuh manusia juga. Andreas memulai riset mikroplastik dengan menggunakan sample feses dari Robi. Â Hasil yang mengejutkan, dalam sample feses Robi ditemukan sebanyak 103 per sepuluh gram partikel mikroplastik, 5 kali lipat dari hasil penelitian yang dilakukan di Universitas Vienna, yang mengambil sample 8 orang dari 8 negara. Semuanya positif dengan kisaran 20 partikel mikroplastik per sepuluh gram. Â
Mikroplastik ini menjadi bahaya karena dia mempunyai sifat mengikat polutan yang ada di lingkungan, seperti logam berat, pestisida, senyawa pengganggu endoktrin yang semua itu akan diangkut mikroplastik ke dalam tubuh kita melalui makanan yang kita konsumsi setiap hari yang tercemar mikroplastik. Polutan-polutan tersebut akhirnya masuk dan mengganggu sistem tubuh kita. Yang dapat menyebabkan gagal ginjal, diabetes melitus, impotensi, bahkan kanker.
Jakarta. Tiza Mafira dan kawan-kawannya mulai membahas tentang rencana mereka untuk mengadakan pawai bebas plastik pada 21 Juli 2019 yang mereka harapkan menjadi pawai bebas plastik terbesar di Indonesia.
Tiza dan kawan-kawan Indonesia diet sampah plastik turun ke jalan untuk kampanye pengurangan kantong plastik dalam kegiatan car free day. Mereka menukarkan tas plastik sekali pakai yang dibawa masyarakat dengan tas kain guna ulang secara gratis. Dengan harapan ketika berbelanja, masyarakat tidak perlu lagi membawa belanjaannya dengan tas plastik.
Yogyakarta. Robi dan Prigi menyempatkan diri untuk ikut dalam aksi bersih-bersih sungai dari sampah plastik yang dilakukan oleh LSM setempat. Mereka juga membuka laboratorium berjalan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat dampak buruk dari sampah plastik. Mereka juga mempersilahkan masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam penelitian feses 100 orang untuk menemukan mikroplastik di dalamnya.
Tak hanya dari masyarakat biasa, mereka juga menyasar para pejabat pemerintahan untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian feses 100 orang ini. Diantaranya, Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti; Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto; dan Lurah Babakan Pasar Bogor, Rena Da Frina.
Di Jakarta, Tiza Mafira bersiap untuk pawai bebas plastik. Dia menjelaskan bahwa kegiatan ini murni tanpa ada sponsor dari korporasi apa pun. Karena mereka ingin menjaga kemurnian kegiatan ini dan menghindari adanya netizen yang nyinyir. Tiza bersama kawannya juga menyiapkan replika monster yang terbuat dari sampah-sampah plastik sebagai properti pawai.
Robi dan Prigi pun sampai ke Jakarta, bertemu dengan kawan-kawan sesama aktivis lingkungan untuk bersiap meramaikan Pawai Bebas Plastik.