Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama. Berdasarkan data tahun 2023, jumlah kasus stunting di Indonesia adalah sebesar 17,8%. Berdasarkan dampak negatif dari risiko terjadinya stunting, pemerintah gencar memberikan program untuk menuntaskan permasalahan stunting di Indonesia, setidaknya pemerintah menargetkan prentase stunting di Indonesia per tahun 2024 menjadi 14%.
                     Â
Pentingnya edukasi mengenai stunting pun perlu ditingkatkan, mengingat masih banyaknya masyarakat yang awam terhadap permasalahan ini. Dengan adanya edukasi dini terhadap stunting, diharapkan calon orang tua menjadi bijak dalam mencegah, menghadapi, dan mengatasi permasalahan stunting di masa yang akan datang. Salah satu upaya pencegahan stunting adalah melalui penyuluhan.
Oleh karena itu, kami kelompok KKN BBK 3 UNAIR Desa Ketapang tahun 2024, melakukan penyuluhan mengenai pencegahan stunting pada siswa-siswi SMPN 1 Kalipuro. Acara berlangsung pada Selasa, 16 Januari 2024. Dihadiri oleh beberapa perwakilan kelas 7, 8, dan 9 yang mana sudah memasuki usia remaja. Penyuluhan ini disampaikan oleh mahasiswa KKN BBK 3 UNAIR Desa Ketapang melalui pemaparan materi dan tanya jawab. Penyuluhan ini diberikan dengan beberapa topik mulai dari perkenalan apa itu stunting, penyebab, gejala, pencegahannya, dan perhitungan BMI/IMT sebagai upaya pencegahan dini dari stunting. Antusias siswa dan siswi pun terlihat pada saat menyimak dan terlibat langsung dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh mahasiswa KKN yang memberikan materi.
Penyuluhan ini sangat tepat diberikan kepada siswa-siswi SMPN 1 Kalipuro, yang pada umumnya sudah memasuki masa pubertas dan sedang dalam proses pertumbuhan yang pesat. Pada masa remaja, tak jarang orang mengonsumsi makanan dengan gizi yang rendah bahkan tidak ada gizinya. Dengan demikian, kebutuhan gizi sulit untuk dipenuhi dan remaja akan cenderung lambat dalam bertumbuh dan berkembang, bahkan rentan terkena penyakit.
Salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan kejadian stunting adalah pernikahan dini. Sehingga kelompok mahasiswa KKN BBK 3 UNAIR Desa Ketapang juga memberikan sedikit penyuluhan terkait pernikahan dini dan dampak jangka panjang yang mungkin dapat terjadi, termasuk risiko melahirkan anak stunting.
Penyuluhan yang dilakukan dirasa dapat menambah wawasan bagi siswa-siswi disana terkait risiko pernikahan dini. Penyuluhan yang dilakukan diharapkan juga dapat membantu menuntaskan adanya angka siswa-siswi yang menikah ketika lulus SMP. Pola pikir yang baik terkait risiko pernikahan dini, seiring berjalannya waktu akan melahirkan generasi orang tua terutama ibu yang baik. Hal tersebut membantu menurunkan tingkat risiko stunting di Desa Ketapang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H