SUKABUMI, 12 MARET 2023Â - Kondisi pendidikan di Desa Purabaya, Kabupaten Sukabumi secara umum sudah bisa menunjukkan normal seperti daerah yang lainnya. Anak usia dini sudah mulai mempunyai lembaga dari TK sampai SMA. Menurut data pendidikan penduduk, pendidikan di Desa Purabaya sudah menyeluruh.
IPM (Indeks Pembangunan Manusia) menjadi standar pendidikan di Desa Purabaya. Setiap tahun IPM indeks pembangunan manusia dan mempunyai nilai. Terdapat tiga sektor yang menentukan maju mundurnya sebuah daerah. Kesehatan, pendidikan, dan nilai daya beli menjadi sektor tersebut. Jika indikator pendidikannya kurang dari target berarti mempunyai masalah. Tetapi, selama ini di Desa Purabaya tidak pernah kurang dari target IPM.
Faktor Penghambat Pendidikan
IPM memiliki indeks membangun desa salah satunya yang menentukan desa maju ataupun berkembang. Di dalamnya ada faktor pendidikannya seperti apa. Purabaya bukan termasuk daerah yang tertinggal dan sudah berjalan sesuai fungsinya.
Walaupun begitu, berbagai permasalahan yang menghambat proses pendidikan di suatu daerah masih sering muncul. Sarana dan prasarana merupakan salah satu kendala utama yang menghambat berjalannya suatu proses pendidikan di Desa Purabaya. Ketika fisik sekolah rusak atau penuh membuat satu kendala bagi para tenaga pendidik. Mereka kurang bisa menempati ruangan yang layak sebagaimana harusnya.
Letak geografis di Desa Purabaya menjadi salah satu faktor penghambat pendidikan di sana. Jarak antara satu desa dengan desa lainnya berjauhan. Bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan harus meninggalkan kampung halaman. Dikarenakan letak geografis yang sangat jauh, sarana desa seperti jalan harus di perhatikan. Pemerintah Kabupaten Sukabumi otomatis dengan anggaran terbatas menjadikan ketika sarana prasarana rusak tidak langsung diperbaiki.
"Saya juga pertama ke sini sangat syok melihat jalan. Jalan sebagai akses prioritas dan semua faktor tidak akan berjalan dengan baik tanpa aksebilitas yang baik." Ujar Sri selaku Sekretaris Daerah.
Selain mengandalkan anggaran APDB (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) ada pula CSR. CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan perusahaan besar yang memberikan bantuan kepada daerah ataupun masyarakat setempat. Perusahaan SCG (Siam Cerment Group), memberikan SCR kepada sekolah-sekolah di wilayah Kota Sukabumi. Purabaya pun mempunyai perusahaan lokal seperti perusahaan ayam.
Pendidik Menjadi Salah Satu Faktor Pendidikan di Desa Purabaya
Masalah yang tidak luput dari perhatian adalah masalah jumlah dan kualitas pendidik. Hambatan ini dipicu oleh minimnya sarana dan prasarana untuk mendukung proses pembelajaran di daerah terpencil. Tak jarang seorang guru di Desa Purabaya memutar otak untuk memenuhi hal tersebut. Tuntutan mengajar seorang guru di daerah terpencil lebih berat daripada tuntutan guru mengajar di perkotaan.
Namun sayangnya perhatian pemerintah terhadap guru di Desa Purabaya kurang. Beban yang ditanggung seorang guru di Desa Purabaya tidak sebanding dengan imbalan yang didapatkan. Contoh kecil, guru SD tidak diberikan upah honor secara layak. Meski begitu, upah kecil tidak menjadi alasan bagi mereka untuk berhenti merajut mimpi anak sekolah.
Masalah pendidikan di Desa Purabaya tidak baik jika diabaikan begitu saja. Dalam hal ini pemerintah harus memiliki langkah konkrit untuk mengatasinya. Bentuk perhatian yang dapat diberikan pemerintah adalah dengan meningkatkan sarana dan prasarana yang masih minim. Hal ini bisa dilakukan dengan menaikkan gaji guru di Desa Purabaya sesuai dengan jasanya.
Faktor Pendukung Pendidikan
Dibalik faktor penghambat pasti mempunyai faktor pendukung yang membuat pendidikan di sana berjalan. Selain keinginan yang kuat Pemerintah harus lebih peduli terhadap pendidikan di Desa Purabaya. Mampu dan mau lebih peduli terhadap pendidikan di daerah terpencil. Upaya peningkatan mutu pendidikan dengan cara meningkatkan mutu guru dan mencermati kondisi sekolah di Purabaya.
Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari peran dukungan anak dan orang tua, harus saling mendorong. Jika satu pihak tidak memiliki motivasi, akan menjadi kendala bagi pemerintah dalam meningkatkan aspirasi terhadap pendidikan. Maka, anak dan orang tua harus saling mendukung dan mendorong untuk dunia pendidikan.