Mohon tunggu...
Andi Tenri Ajeng
Andi Tenri Ajeng Mohon Tunggu... -

pengembara di jalan sepi. perenung yang mencintai kematian dan pencari Tuhan yang meyakini cinta timbal balik antara Tuan dan hambaNya. Bukan siapa-siapa, hanya Hamba Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sudah Terlalu Lama Gak Nulis

27 April 2015   18:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:37 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lecutan menulis produktif adalah akibat dari waktu di kantor yang terasa semakin panjang saja. Akibat penulis mengambil pekerjaan sebagai staf ahli di salah satu lembaga ad hoc pemerintah di Jakarta dan masih dalam proses adaptasi alias belum tahu kerjanya apa, maka banyak waktu di depan meja, lengkap dengan komputer dan perangkatnya, setumpuk alat tulis kantor dan bacaan-bacaan seperlunya.

Terlebih Al- Qur’an dan Sunnah telah menjelaskan betapa pentingnya waktu sebagai anugerah Allah SWT bagi kehidupan umat manusia. Firman Allah SWT dalam al- Qur’an Surat Ibrahim ayat 33-34.

“Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).”

Dahulu pekerjaanku hampir bisa disebut mengukur jalanan, dan jalanan Jakarta adalah kantor terpanjang di dunia. Sebagai freelance di lembaga penelitian dan pekerja mandiri di perusahaan sendiri, maka meeting dengan beragam manusia dengan waktu yang berbeda sangatlah padat. Agenda setiap hari selalu dinamis dan lumayan menyita waktu.

Kini waktu yang tersita selama lebih dari delapan jam menyaksikan kurser komputer berkedip-kedip, menggodaku lagi untuk menuangkan kata di layar, sambil menguji kembali kekayaan bahasa, keruntutan berfikir dan yang paling penting mendokumentasikan pikiran ini.

Pramoedya Ananta Toer menuliskan “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah (Rumah Kaca, h. 352)”. Sementara Seorang ulama besar Imam Al- Ghazali juga mengatakan “Kalau kau bukan anak raja, dan kau bukan anak seorang ulama besar, maka jadilah penulis”.

Jakarta, Jl. Tirtayasa VII no. 20

Tenri Ajeng Andi Sulolipu

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun