Mohon tunggu...
Angelina R
Angelina R Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Warga Negara Indonesia yang baik hati dan tidak sombong...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Percakapan tentang Laki-laki

9 Desember 2011   10:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:38 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Semua laki-laki didunia itu brengsek yah” Rani membuka percakapan. Kami aku, Rani dan Yanto menghabiskan malam bersama. Semua dimulai ketika aku mendapat pesan singkat dari Rani yang ingin diskusi atau halusnya curhat, dia sedang mengalami masalah dengan Rudi kekasihnya yang dipacarinya kurang lebih 6 bulan belakangan ini. Meski enggan aku dan Yanto mau tidak mau harus mendengarkan dia bercerita. Sejujurnya aku heran sama perempuan, kenapa mereka selalu berpikir dengan bercerita keadaan akan beres? Tetapi aku dan Yanto tidak ingin persahabatan 3 tahun kami harus berakhir hanya karena kami tidak ingin mendengarkan curhatannya. Rani selalu dapat diandalkan ketika kami kesulitan. Toh cukup mendengarkan saja semua ceritanya itu dan memberikan saran secukupannya bila diminta.

“ Waduh! Teori dari mana itu? Perasaan gue sebagai laki-laki ga  brengsek.” Yanto yang bersuara.   Aku tersenyum rupanya ada yang berbeda dengan curhatan Rani malam ini. Sepertinya dia tidak hanya akan bercerita dan terus bercerita seperti yang selalu dia lakukan.

“Itu teori gue setelah melakukan penelitian terhadap Rudi” balas Rani lagi. “Dia brengsek tau ga, selalu saja punya cara buat nyakitin gue” aku mengernyitkan dahi berpikir. Sepertinya Rani dan Rudi bertengkar hebat.

“Ah hanya karena lo bertengkar hebat dengan Rudi, bukan berarti lo mengatakan semua laki-laki itu brengsek  dong. Gue sama teguh kan laki-laki juga, emang kita pernah nyakitin elo? Ga kan?” Yanto angkat bicara, dia berpikiran sama denganku rupanya. Sepertinya pertengkaran Rani dan Rudi lebih hebat daripada sebelumnya.

“Elo berduakan sahabat gue, jadi wajarlah kalo lo berdua ga pernah nyakitin gue, beda ama pacar-pacar gue.” Rani tetap ngotot

“ Eh gue ama Teguh juga punya pacar, tapi kami ga brengsek tuh sama pacar-pacar kami” Balas Yanto lagi. Dia agak terganggu dengan ucapan brengsek Rani diawal. Sepertinya akan ada pertengkeran hebat lagi malam ini, Yanto dan Rani memang sering berdebat.

“Sudah-sudah kok lo berdua jadi memperdebatkan kebrengsekan laki-laki seh? Ran, lo ngeSMS kita buat curhat kan? Masalah lo apa? Gue ama Yanto disini mendengarkan” akhirnya aku berbicara. Kedua sahabatku itu terdiam.

“gue kan cuma ingin meluruskan presepsi Rani tentang kebrengsekan laki-laki” Yanto membela diri. Rani menatapnya sebel, dia sepertinya akan menyerang yanto lagi tetapi segera mengurungkan niatnya saat ku memberikan tatapan “sudah cukup”

“Gue bukan mo ngajak lo berdua curhat, gue mau diskusi” kata rani akhirnya

“Diskusi tentang kebrengsekan laki-laki gitu” tanya Yanto. Rani memukul tangannya gemes.

“To, lo tersinggung banget yah, gue bilang brengsek. Gue cuma pengen tau aja tetang laki-laki dari lo berdua” Yanto mengangkat bahunya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun