Mohon tunggu...
Ajai Chanel
Ajai Chanel Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengagum Rahasia dan Mawar Merah

25 Agustus 2022   15:20 Diperbarui: 25 Agustus 2022   15:21 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tepat dipagi yang cerah, nampak seorang pria muda berlari tergesa-gesa, sambil membawa tas  ranselnya dan setangkai bunga mawar merah.

"Hallo ... pagi semua ... ", sapa pemuda itu kepada  orang-orang yang ada di sekitar.

"Tumben siang mas?" , tanya ibu outlet sebelah.
"Biasa ... Belanja, terus kena macet juga. Aku lanjut dulu ya mbok" , jawab pemuda itu sambil terus berlari menuju salah satu outlet.
Setibanya di outlet itu, dia menggantungkan bunga mawar yang ia bawa lalu pergi dan berlari lagi menuju tempat bekerjanya.

"Pagi ... mas Firdaus" , sapa houskeeping setempat.
"Pagi juga mbok" , jawab Firdaus.
"Baru dateng ya ... ?" , Tanya houskeeping.
"Iya mbok. Biasa ... Karyawan teladan" , jawab Firdaus sambil bercanda.
"Iya dah ... lanjut dulu kerjaan nya, cepetin buka mbok mau beli kopi" , ujar si houskeeping.
"Oke mbok ... antiang malu nah mbok (Tunggu dulu mbok ya" , Timpal Firdaus.

Firdaus adalah karyawan disalah satu outlet Street Food. Tempat Firdaus bekerja tidak jauh dari tempat Anisa bekerja, yaitu outlet yang tadi Firdaus menggantungkan bunga mawar itu. Anisa adalah wanita cantik, cerdas dan juga anggun. Dia baru beberapa bulan bekerja di outlet tersebut. Firdaus yg jomblo nya akut melihat Anisa yang sehoby dengannya mulai berpetualang hingga menulis, Firdaus pun semakin lama mengenalnya, mulai jatuh hati pada Anisa. Tapi sayang Firdaus masih noob. Dia belum berani mengatakan apapun dan belum berani menyatakan apapun kepada Anisa.

"Firdaus ... kopi mbok mana?" , mbok housekeeping meruntuhkan lamunan Firdaus.
"waduh. sorry mbok lupa. santai segera saya buatkan" , ujar Firdaus sembari membuat kopi.
"Hadeh ... Ngelamun mulu. Kenapa nih, gimana udah dapet pacar belom?" , tanya si mbok.
" Eee ... Belum sih mbok. Tapi ada sih yang aku suka, tapi aku gak tau gimana cara ngungkapin nya, baru kenal soalnya"
"Aduuuh ... Firdaus kelamaan kebanyakan mikir. Bidadari udah depan mata bukannya ditangkep malah di biarin" , ucap si mbok.
"Duh, gimana ya mbok, baru kenal masa iya udah ngungkapin perasaan" , ujar Firdaus.
"Hei! Anak muda. Mengungkapkan rasa itu bukan tentang lama atau baru, kalau hatimu tulus mencintai nya kenapa tidak. keburu diduluin orang nangis nanti kau"
"I ... iya juga sih mbok" , jawab Firdaus.

"Langsung, katakan sebelum terlambat. Emang mau sampai kapan nunggu-nunggu, mau sampe lebaran monyet?" , kata si mbok sambil ngomel.
"Hehe ... nggak sih mbok" , ujar Firdaus sambil cengengesan.
"Berapa nih kopinya?" , tanya si mbok.
"10.ribu mbok" , ujar Firdaus.
"yih. Tumben sekali, biasanya cuma tiga ribu" , ucap si mbok.
"Kan tadi mbok nya lama ngobrol di sini, jadi di kenakan biaya. Hahaha" , canda Firdaus sambil tertawa.

Di tengah-tengah tawanya ia melihat Anisa datang membuka outletnya. sambil terdiam dan tersenyum ia melihat bunga yang digantung dipintu outletnya. Ia pun belum mengetahui siapa yang menggantung bunga mawar itu.

Hati Firdaus makin tak karuan, iya bingung apa yang ingin ia katakan ketika Anisa menanyakan mengenai bunga itu.

"cekling ... " , handphone Firdaus berbunyi.
Firdaus langsung mengeceknya, ternyata itu pesan dari Anisa.

"Assalamu'alaikum, Firdaus?" , kata Anisa dalam chat whatsapp.
"Wa'alaikumsalam, Anisa" , balas Firdaus.
"Aku mau tanya, tadi kamu ada naruh bunga di pintu outletku nggak?" , tanya Anisa.
"Iya, itu tadi aku yang naruh. Hehe" , jelas Firdaus.
"Makasih ya ... Aku suka bunganya" , ujar Anisa.
"Oh, iya sama-sama Nisa. syukurlah kamu suka bunganya" , jawab Firdaus.
"Aku kira tadi bunga dari siapa, btw dalam rangka apa nih?" , tanya Anisa.
"Gak ada ap-apa, cuma ngasih buat mandi. Hehe" , ujar Firdaus sambil bercanda.
"Haha ... kalau bunganya kayak gini, sayang di buat mandi" , jelas Anisa.
"Ya udah di simpen aja, Hadiah dari aku buat penyemangat harimu. Hehe" , ujar Firdaus.
"Sekali lagi makasih ya ..." ucap Anisa.

Firdaus langsung salto kegirangan. Tapi tetap saja dia bingung untuk mengungkapka  rasa yang sebenar nya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun