Mohon tunggu...
Septiani Ayu Candrawati
Septiani Ayu Candrawati Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

sesosok keras kepala yang berjuang menimba ilmu, mencari jati diri, menyambung nyawa di kerasnya bumi Surabaya, demi terjamah hasrat hati untuk menyentuh indah sebuah kemenangan,..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Oleh-oleh sebagai Guru Pemula

1 Agustus 2012   01:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:23 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Guru. Sosok yang patut digugu lan ditiru. Agak butuh kesiapan fisik dan mental yang cukup memang, karena setiap tindak tanduk dan tutur kata yang tercipta akan membekas dalam ingatan setiap insan yang bersangkut paut dengan sosok ini.

Menjadi guru pemula adalah satu langkah yang selama ini ditunggu-tunggu oleh setiap mahasiswa semester 7, layaknya saya. Istilah lainnya kami numpang praktik dan berlaga menjadi seorang pahlawan tanpa tanda jasa di suatu lembaga mitra universitas yang menaungi kita. Sudah barang tentu dan pasti akan banyak sekali pengalaman indah, haru, seru, sedih dan kocak serta takkan terlupa saat menempuh perjalanan sekali seumur hidup ini.

Umur kami di sekolah ini baru genap 16 hari. Kesan baik dan buruk berturut-turut telah kami rasakan. Ahh, bukan kami. Melainkan pemimpin kelompok kami. Dia berkeluh bahwa sudah kali ketiga ini menerima panggilan dan kemudian ditegur perihal salah kilah kami yang ada-ada saja adanya. Hari ini adalah hari dimana kejadian tegur kali ketiga diledakkan oleh Ibu Kepala Sekolah tercinta.

Bermula dari rekan kami yang kebetulan hari ini datang terlambat ke sekolah. Sebut saja Mas Bayu. Mas Bayu pagi tadi datang kira-kita 15 menit setelah bel masuk pelajaran pertama. Dia memang tidak ada jam pelajaran pagi, namun entah apakah hal itu yang membuatnya memilih untuk menerlambatkan diri. Hal yang fatal dari kejadian terlambat ini adalah, dia bertemu dengan Ibu Kepala Sekolah di saat akan masuk ke ruang perpustakaan, tempat kami disinggahkan. Terang saja, dia diberi ceramah pagi hari dan kemudian berlanjut ke pemimpin kelompok kami.

Untuk pembelajaran kita semua, bahwa bertamu di rumah orang itu tanggung jawabnya besar. Segala sesuatunya beresiko. Resiko yang sering kita jumpai adalah, baik atau buruk sikap kita, tetap akan menjadi topik perbincangan yang hangat bagi semua anggota tuan rumah. Termasuk di sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun