Mohon tunggu...
Muhammad Aiyub
Muhammad Aiyub Mohon Tunggu... -

Saya seorang Hamba Allah yang ingin berbagi bersama anda semua..\r\nsemoga kita saling nasehat menasehati dalam berbut kebaikan.\r\nsemoga kita menjadi hamba yang bahagia dunia Akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Pesan Wembley 2011, Dari MU dan Barca!

1 Juni 2011   08:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:59 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertandingan final liga champion Eropa musim 2010/2011 antara Manchester United (MU) versus Barcelona, tanggal 29 Mei di Wembley lalu telah meninggalkan banyak kesan dan pesan, bagi siapa saja yang menonton laga final malam itu. Bagi MU dan penggemarnya diseluruh dunia, ini merupakan pengalaman pahit yang kedua kali saat menghadapi barca, setelah sebelumnya pada tahun 2009 lalu mereka juga takluk dari tangan Barcelona dengan skor 2:0 dan pada tanggal 29 Mei kemarin, MU kembali harus bertekuk lutut setelah ditaklukkan Barcelona dengan skor 3:1. Alih-alih mau balas dendam, eh malah barca yang kembali berpesta di Negaranya MU. Tentu saja, kemengan ini membuat rakyat catalan beserta penggemar Barcelona seluruh dunia bersuka cita dan larut dalam euphoria.

Sedangkan bagi yang tidak suka bola, tentu akan merepet sendiri, bahkan saya sendiri sempat mendapat beberapa kritikan dengan berbagai kata, diangtaranya; “Alah orang lain yang main bola kita yang sibuk” , “Nyan awak sipak bhan pih galah,maksudnya; itu orang sepak-sepak bola pun suka”. Memang semua boleh beropini dan memberi komentar menurut pendapat masing-masing, karena setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda. Dan pada tulisan ini, saya ingin menyampaikan sepakbola dari sudut padang saya.

Terlepas suka atau tidak terhadap sepak bola, namun masyarakat dunia telah tersihir dengan yang namanya permainan sepak bola, hal ini bisa kita lihat saat momen 4 tahunan piala dunia bahkan tingkat piala AFF yaitu piala antar Negara Asia tenggara-pun begitu menyihir masyarakat Indonesia khususya. Artinya pengaruh sepak bola begitu luar biasa. “Sejatinya, setiap permainan khususnya permainan sepakbola bukanlah mencari kemengan tapi menunjukkan sebuah hiburan bagi penonton dengan menjunjung tinggi nilai sportifitas, sedangkan pemenang adalah ibarat bonus bagi tim yang berhasil menunjukkan permainan terbaik”. Inilah megapa saya begitu mengagumi klub sepak bola yang bernama Barcelona, karena mereka memiliki kedua nilai utama ini, dan sekarang mereka telah mendapat ‘bonus’ dari pertunjukan terbaik yang mereka berikan.

Begitu juga dengan MU, walaupun mereka kalah, tapi mereka telah memberikan yang terbaik, dan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas, terutama sang pelatih sir Alex Furguson, begitu peluit panjang ditiup tanda berakhirnya pertandingan dengan skor 3:1 atas kemengan Barcelona. Dengan sikap ksatria dia menjumpai pelatih Barcelona Pep Guardiola untuk member ucapan selamat. Dan tak ada komentar miring sedikitpun dari Pelatih dan juga pemain MU tentang kemenangan Barcelona ini. Bahkan sir fergie (sapaan akrab Alex Furguson) mengatakan “Kami dikalahkan tim terbaik didunia”, bahkan satu-satunya sang pencetak gol MU Wayney Roney mengatakan,”Barcelona bermain lebih baik”.

[caption id="" align="aligncenter" width="372" caption="Fergie:"]

Fergie:Pep.. ente luar biasa!
Fergie:Pep.. ente luar biasa!
[/caption]

Coba kalau permainan yang hanya berorientasi ‘menang-kalah’ semata, mungkin akan banyak tekel-tekel dan pelanggaran yang menjurus permainan kasar saat pertandingan final LC kemarin, mungkin sir fergie pun akan memakai 9 bek+ 1striker dan mengandalkan serangan balik, kalaupun kalah mungkin skornya 1:0. Tapi, itulah orang-orang yang mengerti sebuah permainan sepak bola yang menghibur dan menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas. Karena, bagi mereka sepakbola adalah kehidupan dan sebuah kenikmatan tersendiri, karena sir fergie bukanlah orang baru didunia persepakbolaan dan juga bukan orang yang kering akan prestasi dalam kancah sepak bola, bagitu juga dengan Pep Guardiola yang usianya bisa dibilang masih sangat muda bagi seorang pelatih sepakbola, tapi dalam waktu 3 tahun telah mengoleksi 10 trophi bersama Barcelona. Artinya kedua pelatih adalah orang-orang yang telah meraih banyak gelar juara.

Tidak seperti kaum kapitalis yang hanya ingin menang semata. Tak perduli apapun caranya,mau cara kasar, membuat propokasi dimedia hingga menyuap pihak-pihak yang dapat disuap yang penting timnya menang. Jika timnya kalah, maka mereka akan menyalahkan wasit dan menyalahkan pemain lawan dengan alasan diving, sedangkan pelanggaran yang dilakukan dengan menekel keras pemain lawan tak dilihatnya, yang ada hanya mencari kesalahan orang lain.

Tapi, pertandingan final tanggal 29 mei 2011 kemarin, seolah sepak bola menyadarkan masyarakat dunia akan pesan kedamaian dan nilai-nilai moral dalam kehidupan kita, dimana pihak yang kalah dengan sikap ksatria mengucapkan selamat kepada pihak yang menang, dan pihak yang menangpun tidak berbesar kepala dengan menjatuhkan tim lawan malah sebaliknya,Walaupun menang Pep Guardiola masih sempat memberikan pujian kepada lawan bahkan sebelum lagapun pep begitu menghormati lawan begitu juga dengan pelatih MU.

Dan yang lebih mengaharukan lagi adalah dengan memberi penghargaan kepada Eric Abidal yang baru saja sembuh pasca operasi. Seharusnya yang akan mengangkat trophy juara liga champion adalah Puyol atau Xavi yang malam itu tampil sebagai el-capiten. Tapi, lagi-lagi inilah sikap para pemimpin lebih mementingkan kebersamaan daripada keegoisannya, padahal waktu itu jika puyol yang akan mengankat trophypun tak aka nada yang menganggap egois, karena dialah sang kapten Barcelona. Sekalipun xavi yang menjadi kapten malam itu dan bisa dibilang berhak mengangkat trophy pertama, namun orang akan memaklumi jika puyol yang angkat trophy karena dia adalah sang kapten sesungguhnya. Bahkan saat puyol masuk dimenit terakhir menggantikan Dani Alves, saat Xavi sedang Membuka ban kapten dan ingin Menyerahkan kepada Puyol, puyolpun seolah berlakata dengan bahasa tubuhnya “Tidak Apa2 Xavi, kamu pakai terus ban kaptennya karena malam ini kamulah kapten”,tapi itulah orang-orang juara sejati walaupun sisa beberapa menit lagi pertandingan, Xavi tetap menyerahkan ban kapten pada puyol .

Dan diluar lapangan Puyol dengan jiwa kepemimpinannya, Puyol memberi penghargaan dengan menyematkan ban kapten kepada Abidal yang akan menjadi orang paling pertama yang akan mengangkat trophy, karena abidal baru kembali Setelah hampir 3 bulan absen membela Barcelona. Ini lagi-lagi membuktikan, bahwa sepak bola bukan sekedar tendang-tendang bola atau kalah menang semata.Puyol yang terkesan ‘mafia’ tapi disaat-saat yang orang lain begitu mengharapnya, tapi malah dia kasih kesempatan buat temannya yang baru sembuh. Sungguh pemimpin luar biasa.

Andai saja pesan tersirat dalam final LC 2010/2011 ini bisa kita baca dan kita ambil pelajaran untuk kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, kita akan hidup penuh kedamaian, memiliki toleransi dan tidak akan ada kemelut didalam pemerintahan. Begitu juga dengan rakyat dari segala lapisan, karena semua berusaha ingin memberikan yang terbaik, jika memiliki kekurangan maka akan berusaha mem perbaiki diri bukan mencari kesalahan dan kekurangan orang lain.

Seperti kata sang maestro Barcelona Leo Messsi beberapa hari menjelang final lawan MU. “Perkembangan chicarito memang sangat luar biasa pergerakan dan posisinya sangat berbahaya dalam mengancam gawang kami, namun kami harus focus mempersiapkan diri sebaik mungkin daripada memikirkan bagaimana menghentikan Chicharito”. Ternyata sikap sang juara sudah terlihat sebelum gelar juara benar-benar jatuh ketangan mereka.

Begitu juga dalam kehidupan kita sehari-hari, jika kita ingin meraih kejayaan.. maka kita harus focus pada kekuatan dan memikirkan persiapan diri bukan memikirkan bagaimana langkah menjatuhkan orang yang kita anggap sebagai saingan. Begitu juga dengan para pejabat kita , baik itu pejabat partai maupun pejabat pemerintahan. Jangan memikirkan bagaimana menjatuhkan dengan segala cara orang yang kita anggap saingan dalam merebut hati pimpinan atau hati rakyat, tapi rebutlah hati pimpinan atau hati rakyat dengan memberikan yang terbaik.

[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Abidal Jadi Kapten Kehormatan Barcelona di wembley. "] [/caption] Lihatlah Puyol, walaupun dia adalah pimpinan, namun untuk membahagiakan orang yang dipimpinnya dia rela menyerahkan ‘jabatannya’ disaat-saat orang lain begitu mengejarnya. Itulah pesan tersirat yang dapat saya baca dari final liga champion tahun ini. Mungkin juga ada pesan lain dari teman-teman yang belum say abaca? Silahkan opini anda apa pesan tersirat yang terbaca oleh anda? :) . Semoga saja ada manfaatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun