Setelah pelaksanaan kegiatan pengamatan burung, praktikan langsung menuju ke lokasi kedua yakni Pantai Bama dan melakukan istirahat-sholat-makan (ISHOMA) pada pukul 09.00-12.00 WIB. Dan pada 12.00-15.00 WIB, praktikan melakukan kegiatan analisis vegetasi di kawasan pesisir Pantai Bama, lebih tepatnya di kawasan Hutan Rawa.
Kegiatan analisis vegetasi sendiri bertujuan untuk mengetahui jenis dan karakteristik pohon yang ada di kawasan tersebut. Metode yang dipakai pada analisis vegetasi ini ialah berpetak. Adapun sampel yang diambil sebanyak 5 petak, yang mana tiap petaknya memiliki luasan 400 m2. Jadi luasan wilayah yang diambil sampel yaitu 2000 m2.
Di akhir kegiatan analisis vegetasi, praktikan melaksanakan kegiatan herbarium. Herbarium merupakan sebuah metode atau cara mengawetkan tumbuhan yang bertujuan untuk arsip data, penelitian, dan lain-lain. Pada herbarium sendiri memiliki 2 jenis, yaitu herbarium basah dan herbarium kering.Â
Adapun jenis herbarium yang dilakukan praktikan yakni herbarium kering. Dan perlengkapan yang diperlukan saat melaksanakan praktik herbarium kering yaitu: aquades, alkohol 70%, kapas, buku tebal, tabel identifikasi, kertas hvs, gunting, isolasi/perekat, dan penjapit herbarium.
Setelah melaksanakan kegiatan analisis vegetasi dan herbarium, praktikan melakukan istirahat selama satu jam di aula Bama serta persiapan pengamatan burung. Pada pukul 16.00-17.30 WIB, praktikan kembali melakukan pengamatan burung yang kedua di kawasan pesisir pantai bama. Metode pengamatan burung yang digunakan kali ini yakni poin count.
Metode poin count sendiri merupakan salah satu metode pengamatan satwa, yang mana pengamat mengatur jarak dan waktu berhenti pada menit atau jarak tertentu. Praktikan melaksanakan poin count dengan titik acuan waktu, yakni 5 menit berjalan di jalur transek dan berhenti selama 10 menit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H