Hampir sepanjang jalan cileunyi sampai cicaheum , berisi angkotan kota dengan tujuan yang hampir sama . ya , Cicaheum . Tapi jumlah angkotnya sendiri melebihi jumlah penumpang . Lagi - lagi ini soal kemacetan di kota Bandung . Saya mahasiswi yang berkuliah di Jatinangor, yang hampir 2x seminggu menghabiskan wkatu di kota Bandung untuk sekedar mencari referensi kuliah, buku , dan semacamnya karena Jatinangor kota yang kecil yang belum mampu menyediakan fasilitas semacam itu .
Namun , setiap saya berangkat ke kota Bandung , melewati jalan Cibiru maupun Soekarno hatta, hambatannya SATU . Macet dan angkot gila yang berkeliaran. Yang membuat saya tidak habis pikir , mengapa dengan 1 tujuan harus ada puluhan angkot ? 1 angkotan pun hanya berisi maksimal 5-7 orang , begitu setiap angkotnya . Benar- benar tidak efisien . Â Selain polusi karena angkotan kota memakain Bahan bakar campuran abal-abal , angkotan kota yang jumlahnya berlebihan ini mengundang kecelakaan . Angkotan kota yang ada di sana selalu mengambil jalur kanan, padahal penumpang mereka di jalur kiri , Bisa dibayangkan apa yang terjadi saat motor ada di samping angkotan kota di jalur kiri ,dan angkotan kota tiba-tiba mengambli jalur motor dan "duar" . Kecelakaan singkat tidak dapat dihindari . Ini sudah sangat sering terjadi , dan angkotan kota selalu tidak mau disalahkan karena jalur kiri adalah miliknya . Lalu kalau jalur kiri miliknya, kenapa dia berada di jalur kanan ?
Pemkot Bandung sewajibnya lebih sensitif pada hal ini , Kurangi setidaknya jumlah angkot dengan tujuan dan arah yang sama . Lagian apa gunanya dengan ara yang sama dan jumlah terlalu banyak ? Jumlah angkot kini berbanding terbalik dengan jumlah penumpangnya sendiri . Dapat juga cari solusi lain dengan pengadaan Bis trans sebagai solusi pengurangan angkot . 1 bis bisa mewakili 3-4 angkot, itu membantu sekali untuk mengurangi jumlah angkot . Sediakan juga jalur khusus / halte tempat berhenti bis atau angkot . Sehingga Angkot tidak sembarangan bisa berhenti / ngetem dimanapun mereka mau . Kemacetan yang terjadi , disebabkan pula oleh hal ini .
Solusi terkahir yang saya pikirkan , dengan mensejahterakan supir angkot . Mungkin jika mereka sudah sejahtera, mereka tidak perlu menjadi supir angkot . Mereka akan bekerja , membangun usaha, meluaskan lapangan kerja , dan supir angkot berkurang , angkot berkurang , kemacetan berkurang , polusi berkurang . Indahnya BANDUNG :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H