Pada akhir tahun 2009 kami sekeluarga pindah dari Bekasi ke Cikarang. Tentu saja kepindahan domisili kami harus pula memindahkan sekolah bagi anak-anak kami. Pada saat itu anak kami yang sudah sekolah ada dua yaitu, Hafshah yang duduk di kelas III SDIT At-Taqwa dan Rahman duduk di kelas I SD Negeri Setia asih.
Kami sebagai orang tua memiliki keinginan untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak kami. Kami berencana memindahkan anak-anak ke sekolah IT (Islam Terpadu). Akan tetapi, keinginan tersebut harus dikubur jauh-jauh. Hal ini dikarenakan biaya masuk sekolah IT yang kami inginkan cukup menguras kantong kami yang saat itu jangankan untuk biaya uang pangkal sekolah, untuk biaya pindah rumah saja didapatkan dari pemberian pemilik yayasan tempat istri bekerja di Bekasi (terima kasih untuk Bpk Nurjaya SH, Ketua Yayasan Mentari Indonesia). Maklum kepindahan kami ke Cikarang salah satunya karena kebangkrutan usaha kami yang telah menghabiskan aset-aset kami berupa 2 rumah, 1 mobil dan beberapa motor.
Akhirnya, kami dengan 'terpaksa' menyekolahkan anak-anak kami di sebuah SD Negeri di Karang Asih, Cikarang Utara. Sebagaimana, dipahami bahwa untuk sekolah di SD Negeri tidak perlu membayar uang pangkal dan spp. Di lubuk hati yang paling dalam kami menangis karena belum bisa memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak kami. Kami berjanji dalam hati, suatu ketika nanti kami akan berusaha memberikan pendidikan terbaik pada jenjang pendidikan selanjutnya.
Kondisi dan suasana seperti inilah yang memacu saya untuk memiliki sekolah sendiri yang berkualitas dan berbiaya murah. Akhirnya pada bulan Agustus 2011 kami mencetuskan untuk mendirikan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Wirausaha Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H