Tulisan ini merupakan intisari dari sumber Ask A Muslim yang diterjemahkan oleh Cordova Media.
Banyak yang penasaran dan bertanya-tanya. Apakah benar Nabi Muhammad menikahi seorang anak kecil? Kemudian, apakah 1400 tahun yang lalu, itu adalah sesuatu yang normal? Juga apa hikmah di balik itu semua? Tulisan ini akan terdapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Menurut sumber yang terpercaya, Nabi Muhammad menikahi Aisyah RA Ketika ia berusia 6 tahun dan mulai serumah dengannya ketika Aisyah RA berusia 9 tahun. Sangatlah penting untuk memahami konteks historis mengenai suatu kejadian, contohnya, sangat aneh jika kita bertanya-tanya susu jenis apa yang diminum pada 1400 tahun yang lalu? Atau bertanya-tanya, mesin jenis apa yang mereka gunakan saat itu? Oleh karena itu, satu hal yang harus dipahami adalah bahwasanya apa yang terjadi 1400 tahun yang lalu sangatlah berbeda dengan era saat ini.
Waktu telah berubah, termasuk umat manusia. 1400 tahun yang lalu, adalah hal yang sangat lumrah ketika wanita menikah di usia yang sangat muda. Ada fakta sejarah yang mengungkapkan bahwa banyak wanita di rentang usia 9-14 tahun, telah menikah baik itu di Eropa, Asia, Afrika dan Amerika. Contohnya, Saint Augustine di tahun 350 M menikahi Wanita yang berusia 10 tahun. Raja Richard II (Inggris) di tahun 1400 M menikahi wanita berusia 7 tahun. Raja Henry VIII (Inggris) di tahun 1500 M menikahi wanita berusia 6 tahun. Bahkan dalam Bible disebutkan, "tetapi semua orang muda di antara perempuan..." "...yang belum pernah bersetubuh dengan laki-laki biarkan hidup bagimu." [Bilangan 31 : 17-18].
Menurut Ensiklopedia Katolik, Maria Ibu dari Yesus berusia 12 tahun Ketika menikah Yousef yang telah berusia 99 tahun. Sebelum tahun 1929, Kementerian Gereja Inggris mengizinkan pernikahan di usia 12 tahun. Sebelum 1938, hukum kanonik Katolik mengizinkan pernikahan di usia 12 tahun. Banyak yang tidak menyadari bahwasanya di Amerika Serikat, di negara bagian Delware pada tahun 1880 usia minimal untuk menikah adalah 7 tahun dan di California adalah 10 tahun. Bahkan saat ini, usia pernikahan di beberapa negara bagian (AS) adalah 12 tahun di Massachusetts, 13 tahun di New Hampshire dan 14 tahun di New York (tahun 2017 diubah menjadi 17 tahun).
Di masa Ketika Nabi Muhammad , mereka yang menolak kenabian berusaha menggunakan berbagai macam cara dan strategi untuk menjatuhkan beliau. Mereka selalu mencari kesempatan untuk menyerang beliau secara verbal bahkan fisik. Beberapa tuduhan yang dilontarkan kepada beliau adalah tukang sihir, tukang tenung atau gila. Mereka tidak pernah sekalipun menjadikan pernikahan beliau dengan Aisyah RA sebagai bahan hinaan. Mengapa? Sebab, itu adalah kebiasaan masyarakat, yang artinya sangat normal terjadi.
Apakah anda tahu bahwa Nabi Muhammad hanya mempunyai satu istri saja hingga berusia 54 tahun? Apakah anda tahu bahwa ia (Khadijah RA) adalah seorang janda? Apakah anda tahu bahwa ia 15 tahun lebih tua daripada beliau ? Nabi Muhammad menghabiskan usia mudanya bersamanya. Beliau sangat setia dengannya dan setelah wafatnya, dia tetap menyambung tali silaturrahim dengan kawan-kawannya. Bagaimana dengan Aisyah RA? Apakah ia (Aisyah RA) masih anak-anak ketika menyetujui dirinya dinikahi oleh Nabi Muhammad ?
Pertama yang sangat penting untuk diketahui bahwa sangat terlarang dalam ajaran Islam menikahi seseorang sebelum usia pubertas (QS. An Nisa : 6). Catat, usia pubertas bervariasi tergantung waktu dan tempat. Menurut referensi ilmiah, anak perempuan mengalami masa pubertas seutuhnya ada usia di antara 9-15 tahun (LiveScience.com). Temepratur rata-rata dari suatu negara juga menjadi fakor utama yang menyebabkan terjadinya menstruasi dan pubertas seksual. Jadi apakah Aisyah RA masih anak-anak? Tidak!
Apakah hikmah di balik pernikahan ini? Allah Maha Tahu yang terbaik. Pernikahan dengan Aisyah RA merupakan perintah dari Allah SWT (Sahih Bukhari Volume 5: Book 58: Hadith 235). Aisyah RA meriwayatkan 2.200 hadits Nabi Muhammad kepada kita. Aisyah RA luar biasa cerdas, dan sejak menikah dengan Nabi Muhammad di usia muda, dia telah mempelajari banyak hal. Hingga kemudian ia menjalankan peran penting sebagai guru, ulama dan ahli tafsir. Jadi, ada banyak hikmah di balik pernikahan ini.
Bagi mereka yang tidak mengenal Nabi Muhammad , Nabi Muhammad tidak diutus untuk mencari kenikmatan duniawi, beliau memperingatkan kita untuk melawannya. Sahabatnya mendeskripsikan beliau sebagai lelaki yang menjaga moralitasnya dan mereka berkata bahwa beliau lebih pemalu daripada perawan yang sedang dipingit. Ketika kaum beriman menanyakan padanya pertanyaan yang aneh, beliau akan menutupi mukanya karena malu. Beliau mengajarkan kepada kita bahwa setiap agama dikenal dengan aspek moralitasnya dan moralitas dalam Islam adalah sikap malu dan kelembutan.
''Barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan ibadah kepada Tuhannya dengan sesuatu pun.'' (QS Al-Kahfi (18): 110).