Hallo Afi.. Assalamu'alaikum.. Salam kenal ya.. Aku Aisyah. Beberapa waktu lalu, postingan kamu mengenai Artis VA yang dibayar 80 Juta untuk tarif prostitusinya sudah aku baca. Berikut adalah surat terbuka dariku buat Afi.. :)
Kamu di awal tulisanmu menganalogikan, ya aku tahu maksud kamu menyindir mereka yang mencemooh perbuatan VA, dengan menulis bahwa VA berhasil menciptakan pasarnya sendiri serta dia berhasil membangun nilainya sendiri sehingga orang-orang mau membayarnya di atas harga reguler. Kamu menambahkan, 'padahal seorang istri saja sudah diberi uang bulanan 10 juta merangkap jadi koki, tulang bersih-bersih, baby sitter, dll. Lalu, yang sebenarnya murahan itu siapa?'.
Next, point yang kamu kritisi dalam tulisanmu adalah, berbagai permasalahan yang menimpa perempuan adalah dikarenakan tidak adanya kesetaraan gender, literasi sangat rendah, kaum terdidik masih sedikit. Intinya menurutmu itulah ciri negara berkembang yang sakit kronis hingga di akhir kamu memberi penutup 'Halo Sobat Missqueen'.
Fine, to be honest I think there are some diseases inside your written dear..
Afi.. Kita sebagai perempuan tentu gak mau, gak sudi dan gak terima jika ada satu aja perempuan di negeri kita yang dilecehkan.. Sepakat..? Pastinya, ada jajaran eksekusinya dari prinsip hingga teknis yang harus diberlakukan untuk menjaga itu. Selain perundang-undangan negara yang lugas dan penerapannya yang tegas, sanksi yang membuat jera, juga proteksi dari individu wanitanya.
Aku rasa, kesetaraan gender itu bukan merupakan solusi mutlak, bagiku itu hanya variabel saja. Â Perundang-undangan yang melindungi semua golongan termasuk wanita dengan adil jelas diperlukan. Sanksi berat untuk para pelaku pelecehan, pemerkosaan dan pelanggaran lainnya harus diberlakukan.Â
Kalau perlu di hukum mati jika korbannya sampai mati juga. Karena sejatinya pemerkosa bukan hanya merusak raga tapi membunuh jiwa dan masa depan yang seharusnya lebih baik dari si korban.Â
Ok, jadi ini bukan termasuk kesetaraan, ini adalah kesamaan hak untuk semua golongan. Baik jenis kelamin, agama, ras, tingkat pendidikan, dan suku apapun berhak menerima perlakuan hukum yang adil secara serempak dan menyeluruh.
Proteksi dari pemerintah dan individu tentu sangat krusial. Pemerintah menyediakan fasilitas publik yang ramah perempuan, yang mana memang secara fitrah dan naluriah, perempuan berbeda dengan pria. Cuti menstruasi, cuti hamil, cuti melahirkan, ruang menyusui, busway dan hingga kereta khusus untuk wanita, ladies parking area adalah contoh konkret hal tersebut.
Proteksi diri, tentu Kita sebagai Muslimah tau. Sikap tegas terhadap lawan jenis yang bukan mahrom dan hijab adalah langkah-langkah preventif yang efektif. Termasuk menjaga harga diri agar tidak serong kepada selain pasangan sah apalagi sembarangan dalam berhubungan seksual (selain dari pasangan sah).
Tapi kamu tulis, malah IRT (Ibu Rumah Tangga)/ Istri itu dibayar lebih murah dan bekerja lebih banyak. Avi, please open your mind dear! Aku sedih banget baca tulisan kamu itu. Ibu kamu juga IRT kan? Ibu kamu tentu  jaga harga dirinya, jaga hubungannya hanya dengan ayah kamu saja kan? Apakah itu sama derajatnya di mata ayahmu dan keluargamu dengan wanita tunasusila yang sekalipun dibayar miliaran rupiah? Tentu enggak kan? Ibumu tentu jauh lebih mulia kan dear?