Mohon tunggu...
Aisyah Supernova
Aisyah Supernova Mohon Tunggu... Konsultan - man purposes God disposes - ssu

Muslimah | Your Future Sociopreneur ! | Islamic Economic Science Bachelor | Islamic World, Innovation, Technology and Entrepreneurship Enthusiast | Sharing, Writing and Caring Addict | Because i want to see my God one day. It's my ultimate goal...!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mengapa Pemerintah Cina Menzalimi Jutaan Muslim Uyghur?

20 Desember 2018   19:55 Diperbarui: 20 Desember 2018   20:49 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

*Re-write media video from Cordova Media and Aljazeera English

Aljazeera English melakukan liputan khusus terkait hal ini,

Nury Turkel, seorang Pengacara dan Aktivis Uyghur berkata,

"Keinginan dari pemerintah Cina sudah sangat jelas. Mereka ingin menyingkirkan Islam (pada masyarakat) Uyghur. Mereka ingin menghapuskan warisan etnis Uyghur. Itu sangat sederhana dan juga sangat jelas."

Di Cina bagian Barat, sejumlah besar minoritas dibungkam, mereka juga dikontrol secara brutal oleh negara. Dan banyak pemimpin dunia yang bahkan tidak memperdulikannya. Pengawasan secara ekstrim, laporan-laporan penyiksaan, dan penahanan lebih dari 1 juta Uyghur merupakan keseluruhan upaya yang tampaknya dilakukan oleh Cina untuk menghapus identitas Uyghur dari wilayah perbatasannya.

Uyghur merupakan keturunan dari orang-orang Turk, campuran bangsa Eropa dan Asia Tengah. Sebagaimana yang diketahui secara historis, mereka (sejak lama) telah mendiami Xinjiang atau Turkestan Timur. Kuliner mereka mendunia dan begitu lezat, dipengaruhi oleh kuliner Cina, Yunani, Persia dan Arab. Mereka mempunya tari tradisional yang energik, namanya Sanam. Dan juga bahasa yang bisa ditulis menggunakan huruf Arab, Latin dan Cyrilic (Asia Tengah). Kebudayaan yang indah membuat Cina mengeksploitasinya untuk meningkatkan pariwisata namun di saat yang sama menindas penduduknya.

Uyghur adalah penganut Islam Sunni dan ingin kemerdekaan dari Cina. Cina telah berupaya untuk mengubah ini selama beberapa dekade. Kembali ke tahun 1949, di saat Partai Komnis yang didirikan oleh Mao Zedong mengambil alih Cina setelah 5 tahun perang sipil yang mematikan dan seketika itu juga melakukan penyerangan ke wilayah Xinjiang untuk mencegah Rusia yang ingin merebutnya. Agama dianggap tidak cocok dengan komunisme, maka penindasan dengan cepat dilakukan terhadap semua ekspresi agama.

Uyghur dihukum karena melakukan ibadah shalat di tempat publik dan masjid-masjidnya dihancurkan atau diubah fungsinya. Dengan sokongan dana dari pemerintah, etnis mayoritas Cina Han mulai berpindah ke wilayah ini pada tahun 1950an. Mereka membangun pemukiman dan mendirikan usaha-usaha yang kemudian sukses di Xinjiang. Komposisi penduduk Han lantas menjadi 39% dari populasi. Jumlah itu secara terus menerus meningkat.

Darrent Byler, seorang Antropolog berkata,

"Kita saksikan peningkatan sejumlah 1.000 persen populasi penduduk Han sejak 1949. Uyghur melihat etnis Han datang untuk mencaplok tanah-tanah dan mengubah masyarakat mereka. Ini adalah situasi penjajahan lewat pendudukan oleh pemukim dari luar di mana mereka menganggap orang-orang (baru) ini sebagai penjajah dan perebut tanah-tanah mereka".

Etnis Han yang miskin dari seluruh Cina secara rutin pindah ke wilayah Barat (Xinjiang) untuk bekerja pada Bingtuan, kelompok paramiliter yang menguasai tanah dan sumber daya alam yang diambil oleh pemerintah dari Uyghur. Didirikan pada tahun 1954 oleh Mao, Bingtuan pada mulanya adalah para petani-tentara. Mereka adalah para veteran prajurit yang sebelumnya ditempatkan di Xinjiang untuk melindungi provinsi ini dari Rusia. Rusia tak lagi jadi ancaman, namun kelompok ini terus berkembang. Saat ini ada 3 juta di antara mereka yang kini kokoh dan mengoperasikan lebih dari 2.000 perusahaan di bidang pertanian, energi, keamanan, keuangan dan media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun