Mohon tunggu...
Aisyiyah Tabligh Ketarjihan
Aisyiyah Tabligh Ketarjihan Mohon Tunggu... Lainnya - Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Pusat Aisyiyah

Majelis Tabligh dan Ketarjihan dalam naungan Pimpinan Pusat Aisyiyah bergerak di bidang dakwah, yang bersumber dari nilai-nilai islam progresif. Hadir sebagai wadah strategis untuk penyampaikan pesan yang bersifat mencerahkan dan meneguhkan.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Gerakan Perempuan Mengaji: Mengupas Kehidupan di Era Artificial Intelligence (AI)

26 Oktober 2024   17:32 Diperbarui: 29 Oktober 2024   09:48 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi 

Yogyakarta, 26 Oktober 2024- Majelis Tabligh dan Keterjihan menggelar acara Gerakan Perempuan Mengaji  yang  yang bertempat di  gedung Pimpinan Pusat 'Aisyiyah dimulai pada pukul 13.00-15.00 WIB siang ini. Adapun tema yang di angkat pada siang hari ini "Hidup di Era Artificial Intellegence AI" acara ini menghadirkan  Saptoni, S.Ag., M.A. sebagai narasumber dan di moderatori oleh Misma Kasim MA.
 

Topik ini menarik untuk bahas karena melihat perkembangan teknologi yang semakin canggih serta banyaknya respon tentang dampak dari penggunaan teknologi pada saat ini khususnya Artificial Intellegence (AI).  


Pada sesi sambutan Dr. Adib Sofia., SS., M.Hum mengatakan "kita sebagai guru, dosen, pengajar masyarakat, ustadz, mubaligh dan sebagainya. Kita minta masyarakat untuk tidak meninggalkan kemampuna yang sudah diberikan Allah SWT yaitu akal pikiran, jangan sampai kita bergantung pada teknologi  akan tetapi  seharunya teknologi lah yang bergantung pada kita" Ujarnya

Setelah itu  acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Saptoni, SAg., M.A. adapun Ia mengatakan "Yang namanya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pandangan muhammadiyah  bukan sesuatu yang tabu" ujarnya. Ia juga mengungkap "Kita harus kembali ke konsep subjetifikasi,  yang mana teknologi  kita jadikan sebagai asisten,  kita yang mengendalikan AI bukan AI yang mengendalikan kita. Maka keputusan apapun harus dikembalikan ke nalar, akal, pikiran pertimbangan-pertimbangan manusia bukan pertimbangan-pertimbangan AI" sambungnya.
 

Kemudian acara dilanjutkan dangan sesi tanya jawab dan acara diakhir dengan membacakan doa penutup

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun