Mohon tunggu...
aisyi syarifah
aisyi syarifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta

Selanjutnya

Tutup

New World

Menghadapi Tantangan Informasi Palsu pada Platform Facebook di Era Digital

10 November 2024   12:22 Diperbarui: 10 November 2024   12:27 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : https://www.toprankindonesia.com/wp-content/uploads/2022/11/10-Media-Sosial-Paling-Sering-Digunakan-Orang-Indonesia.jpg

Kemajuan dalam teknologi informasi saat ini telah memberikan pengaruh yang besar terhadap transformasi sosial di seluruh dunia, termasuk perubahan dalam cara masyarakat mencari informasi. Internet berperan sebagai alat pencarian informasi yang canggih, yang mendukung perubahan ini. Berdasarkan data dari Global Web Index di tahun 2016 sekitar 2.31 miliar orang di muka bumi, tercatat adalah pengguna aktif media sosial, seperti Facebook, Youtube, Twitter, Instagram dan lain-lain. Selanjutnya berdasarkan data tahun 2019 sebagaimana dikutip dari Pertiwi (2019) diperoleh informasi bahwa dari sekitar 150 juta pengguna media sosial di Indonesia, Facebook menjadi aplikasi media sosial yang paling banyak digunakan dengan presentase sebesar 81%. Facebook menjadi tempat utama bagi individu untuk berbagi informasi, berinteraksi, hingga berdagang.

Namun, popularitasnya juga membawa tantangan besar, terutama terkait dengan penyebaran informasi palsu atau hoaks. Hoaks adalah berita yang sengaja dibuat untuk menyesatkan pembaca dan dapat menimbulkan keresahan, paranoid hingga ketakutan terhadap beberapa hal (Khozin 2018). Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami permasalahan serius mengenai penyebaran informasi palsu atau hoaks. Hoaks tidak hanya sebuah permasalahan sosial semata, melainkan juga pembelajaran bagi setiap orang untuk dapat lebih berfikir jernih dalam bersikap, berhati-hati dalam berbuat, teliti dalam menerima informasi serta mengembangkan literasi digital yang memadai agar dapat menghadapi tantangan ini.

Literasi digital adalah kemampuan untuk mencari, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif di dunia digital. Masyarakat yang memiliki literasi digital yang baik dapat membedakan antara informasi yang valid dan tidak valid. Menurut Undang-undang No.32 Tahun 2003 tentang Penyiaran, khususnya Pasal 52, membahas literasi digital sebagai "kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan sikap kritis masyarakat" (Iriantara, 2009: 25). Tingkat literasi digital yang tinggi berhubungan positif dengan kepercayaan terhadap informasi yang diterima di media sosial. Ini menunjukkan bahwa ketika masyarakat memahami cara kerja media sosial dan bagaimana informasi disebarkan, mereka akan lebih mampu mengidentifikasi hoaks dan informasi yang menyesatkan.

Sumber gambar : https://bappeda.jatengprov.go.id/akses-publik/stop-hoax/
Sumber gambar : https://bappeda.jatengprov.go.id/akses-publik/stop-hoax/

Facebook sering kali menjadi saluran utama bagi penyebaran informasi palsu. Konten yang menarik perhatian atau sensasional sering kali lebih cepat menyebar dibandingkan dengan informasi yang akurat. Hal ini diperburuk oleh algoritma Facebook yang cenderung mempromosikan konten viral tanpa memeriksa kebenarannya. Masyarakat sebagai pengguna aktif platform ini, sering kali terpapar pada berbagai jenis informasi tanpa memiliki keterampilan untuk menganalisis kebenarannya. Padahal, Meta perusahaan induk Facebook berusaha mengatasi masalah ini dengan men-take down konten hoaks.

Informasi hoaks tidak boleh dibiarkan berkembang di masyarakat karena mereka cenderung membawa kebohongan, keresahan, dan dapat menyebabkan pertikaian. Untuk menangani hoaks di Facebook, kewaspadaan dan tindakan yang tepat diperlukan. Sebelum mempercayai judul berita yang provokatif, periksa sumbernya baik berupa gambar maupun video. Jangan ragu untuk melaporkan konten yang jelas merupakan hoaks melalui fitur "Laporkan" di Facebook. Selain itu, untuk menghindari ikut menyebarkan informasi palsu, hindari menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.

Menghadapi tantangan informasi palsu di Facebook adalah tanggung jawab bersama, bagi masyarakat yang merupakan pengguna aktif platform ini. Dengan meningkatkan literasi digital mereka, Masyarakat tidak hanya akan mampu melindungi diri dari hoaks tetapi juga berkontribusi pada lingkungan media sosial yang lebih sehat. Melalui pendidikan dan praktik literasi digital yang baik, kita dapat menciptakan generasi pengguna media sosial yang lebih cerdas dan kritis dalam menyikapi informasi di era digital ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun