Di zaman penuh era digitalisasi ini membawa dampak positf dan negatif. Banyak bermunculan berbagai jenis teknologi internet contohnya artificial intelligence (AI), salah satu yang paling terkenal adalah Chat GPT (Generative Pre-trained Transformer) atau chatbot. ChatGPT pertama kali dikembangkan oleh OpenAi pada tahun 2018 dan ChatGPT dengan AI diliris ke publik pada 30 November 2022, kita bisa mengakses secara gratis menggunakan browser dan bisa bertanya tentang sesuatu atau meminta saran, ChatGPT akan merespon dengan cepat seperti sedang melakukan chatting.
Sanad dalam konteks ilmu hadis, adalah rantai periwayatan yang menghubungkan sebuah hadis atau informasi kepada sumber asli. Misalnya, kepada Nabi Muhammad atau sahabatnya. Sanad berfungsi untuk memastikan keaslian suatu informasi atau hadis dengan melacak siapa saja yang meriwayatkannya dan memastikan kualitas mereka apakah perawi itu dapat dipercaya atau tidak.
Nah, kalau di ChatGPT, jawabannya adalah tidak ada sanad. ChatGPT tidak punya rantai perawi yang jelas seperti dalam ilmu hadis atau sejarah. Jawaban mereka dihasilkan dari berbagai sumber teks yang ada dalam data pelatihan di buku, artikel, dan situs web sama seperti Google. Tidak ada jejak yang bisa ditelusuri atau diperiksa satu per satu seperti yang dilakukan dalam ilmu sanad.
Jadi, meskipun ChatGPT memberikan informasi yang akurat, kalau kamu butuh informasi yang benar-benar sahih dan terverifikasi, sebaiknya cek langsung ke buku atau sumber terpercaya yang punya sanad atau referensi yang jelas. Lebih teliti dan bijak dalam memeriksa informasi dari sumber-sumber yang lebih shahih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H