Mohon tunggu...
Aisyah Zahra
Aisyah Zahra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pagi di Gasibu

11 Desember 2017   20:27 Diperbarui: 11 Desember 2017   20:29 3632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 1 Desember 2017 hari Jumat ini saya dibangunkan pukul 04.00 WIB untuk sholat Subuh di masjid berdua. Aku masih mengantuk. Masih terasa berat untuk membuka mata. Udara pagi ini masih dingin. Aku masih enggan melepaskan selimut, karena masih ingin tidur lebih lama lagi.

Akhirnya aku membuka mata dan mengikuti kata-kata mamah. Mamah mengajak aku pergi ke masjid berdua. Lalu kami sholat berjamaah berdua, walau sempat ketinggalan satu rakaat. Usai sholat Subuh aku berganti pakaian dan sepatu, lalu naik mobil untuk berolahraga.

Diperjalanan mamah memutuskan pergi ke lapangan Brigif untuk berolahraga, karena masih terlalu pagi suasananya masih gelap dan sepi. Saat itu menunjukkan pukul 04.45 WIB. Hujan rintik-rintik mengikuti perjalanan menuju lapangan Brigif yang terletak di belakang Rumah Sakit Dustira.

Pukul 05.00 WIB aku sampai di lapangan Brigif. Sampai di sana ternyata sepi dan gelap sekali.Penerangan lampu di lapangan hanya sedikit, yang kelihatan hanyalah pohon-pohon besar yang rimbun dan tinggi. Aku Takut melihatnya. Aku mengajak mamah untuk pindah ke lokasi lain. Mamah menyarankan ke Gasibu

 Selama diperjalanan kami melewati  jalan tol  yang kami tempuh sekitar 20 menit. Sampai di Gasibu pukul 05.20 WIB. Kemudian kami lari-lari di lapangan Gasibu sampai dua putaran. Ternyata di Gasibu hujan gerimis, tetapi tidak mengurangi jumlah pengunjung yang mau berolahraga. Meskipun masih gelap dan becek, aku melihat orang yang berlari dan berolahraga tidak sedikit. Aku jadi semangat berolahraga.

 Usai olahraga jam menunjukan pukul 05.40. Aku merasa capai dan ingin minum karena haus . Aku mengambil air minum di dalam mobil dan hampir setengahnya di minum.

Mobil menuju arah pulang melewati jalan Paster. Kami berhenti membeli nasi uduk untuk sarapan pagi saya. Alhamdulilah yang jualnya sudah buka. Satu piring nasi uduk aku habiskan untuk menambah tenaga. Cukup dengan Rp 8.000 bayar nasi perutku sudah kenyang.

Kami mau pulang ke rumah ke arah Cimahi melewati jalan tol. Akhirnya sampai di rumah pukul 06.15 WIB. Aku merasa senang karena badan terasa sehat dan segar. Ternyata bangun pagi tidak sia-sia. Banyak sekali manfaatnya. Aku lebih siap untuk melakukan kegiatan, karena perut sudah kenyang dan badan terasa segar.

***

Aisyah Zahra Savera

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun