Mohon tunggu...
Aisyah Wahyu Azani
Aisyah Wahyu Azani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah salah satu mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta.

Hobi saya adalah mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengembalikan Makna Hidup Melalui Tasawuf di Era Globalisasi

11 Oktober 2024   22:37 Diperbarui: 11 Oktober 2024   22:42 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Era modern seperti saat ini banyak ditandai dengan kemajuan dari berbagai bidang, khususnya di bidang teknologi. Dengan berkembangnya teknologi, muncul istilah globalisasi yang memang pada dasarnya dapat membawa manfaat yang besar, seperti meningkatnya konektivitas global, peningakatan kualitas hidup masyarakat, efisiensi dalam pekerjaan, dan lain-lain. Tetapi pada kenyataannya, era modern juga memunculkan tantangan baru seperti hilangnya makna hidup, meningkatnya materialisme dan hedonisme, menurunnya nilai spiritualitas, dan lain-lain. Untuk mengatasi masalah yang mengikat masyarakat modern, salah satu solusinya adalah kembali kepada agama dengan menerapkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari dan disinilah pendekatan tasawuf berperan untuk mencoba menjawab permasalahan tersebut.

Di tengah hiruk pikuknya kehidupan modern, mayoritas orang merasa adanya kehampaan spiritual meskipun secara material mereka mungkin telah mencapai kehidupan yang diinginkan. Gaya hidup yang cenderung hedon itulah yang membuat mereka mengabaikan kebutuhan spiritual mereka. Mereka terlalu berfokus pada kehidupan duniawi, mengejar segalanya, tidak ingat waktu, menghabiskan waktu siang ke malam begitupun sebaliknya hanya demi materialisme yang selama ini mereka cari. Kebanyakan dari mereka tidak sadar bahwa dari hal-hal kecil seperti itulah nilai spiritual dapat berkurang atau bahkan hilang seluruhnya.

Tasawuf merupakan khazanah intelektual Islam yang kehadirannya saat ini semakin dirasakan oleh umat Islam karena pada dasarnya, tasawuf mengawal dan memandu perjalanan hidup umat Islam agar selamat baik itu di dunia ataupun di akhirat. Tasawuf berupaya untuk memberikan penawaran untuk menemukan kembali makna dan tujuan hidup melalui pendekatan yang mengedepankan hubungan dengan Allah dalam pencarian keseimbangan antara kebutuhan fisik dengan kebutuhan spiritual. Melalui tasawuf, seseorang dapat mengetahui cara-cara pembersihan diri. Mereka juga dapat mengendalikan diri dari penyimpangan moral dan melakukan aktiviras yang sebagaimana mestinya.

Sejalan dengan ini, Hamka mencoba untuk mengaplikasikan tasawuf pada masyarakat modern dengan pendekatan berbeda, tetapi tetap mencintai Allah. Hamka menawarkan dengan cara pemurnian akidah dan implementasi zuhud yang sesuai dengan Alquran dan Hadis Nabi SAW yang meningkatkan kepedulian sosial demi berkembangnya ekonomi manusia. Hamka juga berpendapat bahwa kebahagiaan adalah agama, dan agama itu adalah akidah. Akidah yang baik akan melahirkan akhlakul karimah. Tasawuf di era modern lebih memurnikan aqidah agar terlepas dari praktik bid'ah, syirik, dan khurafat (Ilyas, 2022).

Prinsip dasar dari tasawuf sendiri merupakan penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) dan pengenalan diri (ma'rifat) yang membantu manusia untuk menyadari hakikat hidup dan mengendalikan hawa nafsu. Dengan demikian, tasawuf dapat menjadi jawaban atas krisis spiritualitas yang dihadapi oleh mayoritas masyarakat modern. Tasawuf juga mengajarkan bahwasanya kebahagiaan sejati tidak dapat ditemukan dalam kekayaan atau status sosial, melainkan dalam kedekatan kita dengan Allah dan sikap qanaah. 

Tasawuf juga mampu meredam sifat konsumtif yang saat ini menjadi masalah pada generasi muda. Oleh sebab itu, perlu ditanamkan pada generasi muda tentang nilai-nilai tasawuf, terutama zuhud karena zuhud dinilai mampu meredakan perilaku konsumtif dan mengurangi ketertarikan generasi modern terhadap dunia. Tasawuf juga diharapkan mampu merekatkan kehidupan manusia yang individualistis karena tasawuf mengutamakan kehidupan sosial daripada kehidupan individual. Ini diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang terjadi di masyarakat modern.

Ajaran tasawuf yang universal dan mengedepankan prinsip kedamaian, toleransi, dan cinta kasih dapat menjadi sumber inspirasi untuk menjembatani perdebatan dan konflik yang timbul akibat globalisasi. Tasawuf tidak hanya relevan dalam konteks Islam, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diterima oleh berbagai kalangan masyarakat lintas agama dan budaya. Dalam era modern yang penuh dengan berbagai tantangan, pendekatan tasawuf menawarkan solusi spiritual untuk mencapai ketenangan batin, memperbaiki kualitas hubungan sosial, serta menemukan makna hidup yang lebih dalam. Meskipun saat ini teknologi dan kemajuan material terus berkembang, umat Islam harus tetap membutuhkan dimensi spiritual yang dapat dipenuhi dengan tasawuf ini. Oleh karenanya, tasawuf memiliki relevansi yang positif, kuat, dan penting dalam membantu umat Islam untuk menjalani kehidupan modern agar seimbang antara dunia dan akhiratnya.

DAFTAR PUSTAKA

Falach, G., & Assya'bani, R. (2021). Peran Tasawuf Di Era Masyarakat Modern: "Peluang dan Tantangan". Refleksi Jurnal Filsafat dan Pemikiran Islam, 21(2), 191-206.

Ilyas, M. Z. R. (2022). Pendekatan Studi Islam. Yogyakarta: Jejak Pustaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun