Â
"Fara, tunggu aku!" seru Audya. Bersama-sama, kami melangkah keluar dari kantin, hendak kembali ke kelas.
"ayo, jangan lama-lama, nanti kita terlambat" Â ucapku dengan nada sedikit kesal.
"Iya iya,.. oke" jawab Audya dengan suara yang rendah, pasrah.
Sesampainya di depan kelas, terlihat telah ada sepasang sepatu yang tak asing di depan pintu. Tidak salah lagi, itu adalah sepatu milik Bu Hilla, seorang guru yang terkenal penuh disiplin.
"Yahh, gurunya sudah datang" kata Audya, ia tampak menyesal.
"Tuhkan, kamu sih lama" tegurku sambil menatap Audya. "Mana sekarang pelajaran Bu Hilla, tau sendiri kan gimana galaknya Bu Hilla" timpalku lagi.
Dengan hati-hati, kami membuka pintu dan memasuki kelas. Suasana hening terasa semakin tegang ketika kami memasuki ruang kelas yang dipimpin oleh Bu Hilla, beliau duduk di meja guru, menatap kami dengan ekspresi tegas.
"Kalian kenapa terlambat?" Bu Hilla berseru, kami menatap satu sama lain, mencari jawaban.Â
"Maaf bu, kami terlambat karena waktu istirahat habis, dan kami baru keluar dari kantin" Audya menjawab, suaranya rendah. Bu Hilla menarik napas dalam.
"Kalian tahu bahwa kedisiplinan itu penting. Kalian harus belajar menghargai waktu, dan aturan" Bu Hilla menatap kami lamat-lamat. "Karena keterlambatan ini, kalian akan mendapatkan hukuman!" Seru Bu Hilla lagi. Kami menelan ludah, sementara Bu Hilla dengan tegas memerintahkan. "Kalian berdiri di depan kelas sampai saya selesai mengajar di kelas ini! Paham?!"Â