Mohon tunggu...
Siti Aisyah
Siti Aisyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - tutor

Life long learning

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Teh Sore Hari, Terngiang Gosip Si Anak ABG

5 Juni 2023   19:53 Diperbarui: 5 Juni 2023   20:01 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Minum teh sore hari sembari bersantai, tetiba saja pikiran saya random teringat kejadian pagi hari tadi. Setelah saya fikir ternyata kejadian pagi tadi sudah berjalan sejak saya menjalankan program di sekolah dasar tersebut. 

Ya, saat ini saya sedang menjalankan program mengajar di sebuah sekolah dasar wilayah pedesaan. Tentu ketika menjalankan program saya harus mendekatkan diri untuk bergaul bersama siswa dan siswi kelas 1 - 6. Nah kejadian pagi tadi merujuk pada siswi kelas 6. Sekelompok ABG perempuan yang segera beranjak menuju masa remaja awal. 

Kisah ini sederhana hanya tentang kebiasaan mereka berbagi cerita saat di sekolah, tapi yang menjadi ingatan saya mereka tidak bercerita masalah sederhana justru yang diceritakan adalah gosip masyarakat desa mereka. 

Topiknya beragam seputar pelakor, remaja pacaran, balap liar hingga seks bebas dikalangan remaja. Tentunya saya sebagai mahasiswa bukan hal asing mendengar topik diatas,  dan hebatnya mereka bisa mendapatkan segala gosip terbaru bahkan gosip latar belakang teman mereka sendiri. Saya saja sampai speechless. 

Dan topik pagi tadi kumpulan ABG ini ternyata membahas remaja pacaran, diselingkuhi hingga seks bebas, saya dan teman saya hanya bergeleng kepala. Karena rasanya saya sedang berada di antara ibu-ibu tetangga yang biasanya suka gosip. Bahkan saya saja enggan dan malas mendengar ibu- ibu yang kadang bergosip, eh malah duduk dengan mereka kok asyik ya. Hehehehehe. 

Setelah saya melihat selama beberapa bulan belakangan, baru saya sadari jika mereka selalu menyebutkan sumber cerita berasal. Yakni keluarga mereka sendiri. Keluarga yang seharusnya tempat awal membentuk tata krama justru banyak mengajarkan sebaliknya. Saya berfikir positif mungkin dari sana pesan dan nasehat disisipkan, tapi ternyata kumpulan ABG ini menangkap maksud lain yakni kebiasaan gosip mengurusi hidup orang lain. 

Kebiasaan bergosip ini ternyata ditularkan dari kebiasaan orang tua mereka sesama orang tua lainnya. Selain itu penggunaan teknologi turut berperan cepat menyebarkan sanksi sosial berupa gosip ini. Tentu hal ini tidak bisa di kontrol oleh setiap keluarga, tidak semua keluarga memahami ilmu parenting yang baik dan benar. Jikapun menerapkan tetapi lingkungan tidak mendukung rasanya akan dipandang berbeda. 

Maka pentingnya kesadaran setiap anggota keluarga untuk menciptakan atmosfer positif perlu dukungan seluruh elemen. Mulai dari pemerintah, masyarakat hingga individu sendiri. Sederhana saja tidak berbicara hal buruk dihadapan anak perlahan akan membentuk jiwa anak agar tidak kepo pada gosip terbaru. Ajarkan anak menghargai orang lain dan ajarkan privasi terkait hidup kita sendiri. 

Itulah sedikit opini hari ini. Harapanya teman ABG saya dapat berkembang gaya berfikirnya sembari menuju dewasa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun