Pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai proses dimana sang guru memberikan pembelajaran kepada anak muridnya. Namun kenyataannya, makna dibalik pendidikan itu tidak sesederhana yang banyak orang-orang pikirkan. Karena melalui pendidikan, khususnya pendidikan karakter, anak-anak menjadi lebih mengerti dan terdidik dalam bertingkah laku atau menghadapi kemajuan teknologi yang jika tidak dibekali pendidikan karakter, bisa saja anak tersebut terjerumus kedalam masalah dan yang lebih parah lagi tidak mampu menghadapi perubahan kehidupan di masa depan yang tentu saja tidak semudah saat ini.
Samosir adalah salah satu kabupaten yang berada di Sumatera Utara. Namun tidak seperti kebanyakan kabupaten yang seluruh daerahnya telah terjangkau oleh sinyal, berbeda dengan Samosir yang beberapa daerahnya masih belum dapat dijangkau oleh sinyal. Akan tetapi hal tersebut tidak menyurutkan minat anak-anak dalam menjalani pendidikan.Â
Mereka dengan semangat dan usaha mendatangi daerah terjangkau sinyal dan mulai belajar. Hal yang sangat patut untuk diapresiasi oleh anak-anak yang masih malas belajar padahal mereka berada di tempat dengan jaringan dan kebutuhan internet yang sangat cukup.
Pendidikan karakter nyatanya sangat berperan penting bagi masa depan anak. Jika kalian bertanya alasannya mengapa, saya akan lebih dahulu bertanya. Apa yang terjadi pada anak yang tidak memiliki atau tidak diberikan pendidikan karakter dalam dirinya? Tentu saja hal tersebut akan berbanding terbalik dengan anak yang ditanamkan pendidikan karakter sejak dini. Anak dengan karakter yang tidak baik akan menimbulkan permasalahan yang tentu saja menghambat suatu daerah dapat menjadi daerah yang layak anak.
Sesuai dengan data, masih saja banyak permasalahan anak yang terjadi di Kabupaten Samosir akibat kurangnya pendidikan karakter terhadap anak. Terdapat 5 isu yang memiliki suara terbanyak, yaitu:
1) Penggunaan rokok oleh usia anakÂ
Menurut saya masalah yang satu ini juga dialami oleh daerah lain di Indonesia. Maraknya rokok bagi kalangan pelajar di usia anak menjadikannya sebagai tren masa kini. Mereka menganggapnya sebagai style, yang jika tidak dilakukan akan di bully dan dianggap tidak gaul.
2) Penyalahgunaan teknologi
Sama halnya dengan penyalahgunaan teknologi yang juga merupakan masalah yang masih banyak terjadi. Apalagi semenjak adanya kasus virus corona yang mewajibkan kita untuk tetap di rumah saja. Lebih banyaknya waktu dirumah menyebabkan anak tidak bisa lepas dari gadget dan lebih mementingkan dunia maya dibandingkan keadaan dunia nyatanya.
3) Kasus Bullying
Sering terjadi melalui media sosial. Body shaming dan kasus SARA merupakan hal yang paling sering dijadikan alasan bullying.
