Mohon tunggu...
Aisyah Shabrina
Aisyah Shabrina Mohon Tunggu... -

14 tahun, senang menulis :D\r\ntwitter : @aisyahshabrina\r\nFacebook : Aisyah Shabrina\r\nY!m : Aisyahbrina

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

My Love in New York City part 4

28 November 2011   09:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:06 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bel pulang berdering, menandakan waktunya untuk pulang. Tapi tidak untukku. Bel pulang saat itu berarti waktunya aku berbicara dengan Daniel. Membicarakan permasalahan yang terjadi saat itu. Aku siap untuk menerima apa yang akan terjadi nanti. Bahkan aku siap bila aku harus kehilangan Daniel. Jika memang itu yang terbaik.

***

Aku menghampiri Daniel yang duduk sendiri di kelas. Dia terlihat sangat kacau. Aku tidak tega untuk mengajaknya memusyawarahkan permasalahan ini. Tapi mau bagaimana lagi, jika aku tidak memusyawarahkannya, masalah ini tidak akan selesai.

” Hey, mari kita bicarakan masalah ini. Mungkin, jika kita membicarakannya baik-baik, kita bisa menemukan jalan keluar.” ajakku

” Hai, ya aku kira mungkin kita harus membicarakannya. Agar masalah ini terselesaikan.” Balas Daniel

” Ya, kau benar. Tapi sebaiknya jangan di kelas, di taman saja ya? “

” Iya, terserah kau saja. Aku setuju-setuju saja dengan usulanmu”

” Baiklah “

Awal pembicaraan yang baik, tidak ada ketegangan antara kami. Kami berjalan menuju taman sekolah. Aku memilih taman, karena suasananya yang sejuk, bisa menenangkan hati sekalipun sedang dalam emosi berat. Kami mencari tempat duduk yang nyaman di sana. Setelah itu, Aku memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.

” Daniel, aku punya banyak pertanyaan yang ingin ku ajukan padamu. Apalagi setelah masalah yang tadi. Aku tau mungkin peristiwa tadi adalah hal sepele yang tidak perlu dipermasalahkan bagimu. Tapi bagiku, itu bukanlah hal sepele. Aku merasakan ada seuatu yang berubah darimu. Bukan fisik, tapi sikapmu. Kau mungkin tidak merasakan perubahan dalam sikapmu. Tapi aku, merasakannya.”

” Ya, kau benar. Tapi, sikapku yang mana yang berubah, Joe? Beritahu aku, mungkin aku bisa merubahnya. Maafkan aku, aku tidak memikirkan perasaanmu saat itu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun