Kampung Lali Gadget, sebuah desa yang dikenal dengan upayanya untuk mendorong warga menjauh sejenak dari layar ponsel dan teknologi modern, kembali ramai dengan gelak tawa dan keceriaan. Di tengah aktivitas sehari-hari yang sering didominasi oleh gawai, desa ini menjadi contoh bagaimana kebersamaan dan interaksi sosial masih menjadi hal yang penting.
Kampung Lali Gadget mengadakan berbagai kegiatan di setiap minggunya, tepatnya pada  12/10/2024 bermain bersama yang melibatkan permainan tradisional seperti jago jagoan, kloso godhong, gelang mozaik, kitiran godhong, tangkap lele, menjadi daya tarik utama menghidupkan kembali memori masa kecil dan membangun keakraban antarwarga.
"Saya senang sekali bisa bermain bersama teman-teman dan tidak harus main game di ponsel. Ternyata bermain di luar lebih menyenangkan," kata Idom.
Tim Kampung Lali Gadget serta internship UMSIDA turut membantu bagian dalam permainan, bahkan sering kali saling mengajari permainan yang mungkin sudah jarang dimainkan di era modern ini.Â
Kampung Lali Gadget memang telah dikenal sebagai desa yang berupaya membatasi penggunaan gadget di kalangan warganya. Alih-alih bergantung pada teknologi, mereka berfokus pada aktivitas yang dapat membangun kebersamaan, seperti bermain bersama, hingga belajar kerajinan tangan. Filosofi ini ditanamkan agar warga, terutama anak-anak, lebih menghargai interaksi sosial dan kehidupan nyata di sekitarnya.
Kegiatan bermain bersama di Kampung Lali Gadget bukan hanya sekadar hiburan, tapi juga menjadi ajang untuk mempererat rasa kebersamaan dan gotong royong antarwarga. Keceriaan yang muncul dari tawa dan interaksi nyata ini menciptakan suasana yang harmonis dan penuh kekeluargaan. Tak heran, desa ini semakin dikenal sebagai tempat yang tidak hanya "lali gadget" (lupa gadget), tetapi juga ingat kebersamaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H