Zona pesisir terdiri dari jalur sempit dataran rendah pesisir dan wilayah perairan pantai yang luas. Sementara zona pantai mewakili sekitar 10% dari permukaan bumi, dataran rendah pesisirnya adalah dihuni oleh lebih dari 50% populasi dunia. Zona pesisir telah menjadi situs utama untuk kegiatan ekonomi yang luas dan beragam. Banyak negara berkembang sangat bergantung pada sumber daya pesisir untuk pertumbuhan ekonomi mereka.Â
Urbanisasi yang cepat dan pembangunan ekonomi di banyak negara menyebabkan sejumlah konflik penggunaan sumber daya yang kompleks dan masalah degradasi lingkungan di zona pesisir. Masalahnya memiliki menjadi lebih serius di banyak negara berkembang pesisir yang dilanda kelaparan, pengangguran, kemiskinan dan pertumbuhan penduduk yang cepat. Manajemen sektoral konvensional tidak efektif dalam menangani masalah manajemen yang kompleks dari zona pantai. Masalah-masalah ini sering terjadi bersifat lintas sektoral dimana aktivitas satu sektor merugikan mempengaruhi perkembangan orang lain.Â
Masalah pengelolaan pesisir telah menjadi ancaman besar bagi keberlanjutan ekonomi dan kualitas lingkungan; mengintensifkan konflik penggunaan, menciptakan keresahan sosial dan mendestabilisasi perekonomian nasional. Kebutuhan akan alternatif tetapi sistem manajemen yang efektif sudah jelas. Semakin banyak pembuat kebijakan baik di negara maju maupun negara berkembang mendesak cetak biru untuk pembangunan pesisir berkelanjutan.
Pendekatan pengelolaan terpadu untuk pemanfaatan sumber daya pesisir telah dicoba di Amerika Serikat (AS) sejak awal 1970-an dengan berbagai tingkat keberhasilan. Sejak itu, sejumlah negara pesisir telah mencoba atau mempraktikkan berbagai bentuk pengelolaan pesisir. Sejak dekade terakhir, pengelolaan zona pesisir terpadu (ICZM) telah telah secara luas dianggap sebagai alternatif yang layak untuk sektoral konvensional direksi. Dengan demikian, upaya nasional dan internasional telah diarahkan ke untuk membangun kesadaran publik dan mempromosikan program ICZM di Asia Tenggara, Asia Selatan dan Timur, Eropa, Karibia, dan Negara-negara Amerika Latin.
Pelajaran berharga telah dipelajari dalam merencanakan dan mengimplementasikan program ICZM di kawasan ASEAN yang terdiri dari negara-negara dengan beragam kondisi politik, budaya dan sosial ekonomi tetapi dengan kesamaan yang erat dalam fitur biogeografis.
Karakteristik Zona Pantai
Pemahaman mendalam tentang fungsi sumber daya pesisir dan karakteristiknya sangat penting untuk apresiasi yang lebih baik dan penerapan ICZM. Zona pantai adalah interface antara darat dan laut tetapi perhatian dan minat terkonsentrasi di daerah itu di mana aktivitas manusia saling terkait dengan tanah dan lingkungan laut.Â
Management Goals
ICZM adalah sistem manajemen sumber daya yang menggunakan integratif, pendekatan holistik dan proses perencanaan interaktif dalam menangani masalah manajemen yang kompleks di wilayah pesisir. Itu bisa berfungsi sebagai cetak biru untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan berkelanjutan dengan:
- Menjaga integritas fungsional sistem pesisir;
- Mengurangi konflik penggunaan sumber daya;
- Menjaga kesehatan lingkungan;
- Memfasilitasi kemajuan pembangunan multisektoral.
Integrasi dan Koordinasi
Sistem pengelolaan pesisir dibangun di atas elemen-elemen penting dari integrasi dan koordinasi di seluruh program. Komponen operasional program ICZM adalah serangkaian spesifik kebijakan dan tindakan manajemen dengan implikasi yang sangat besar dan luas pada mata pencaharian dan kegiatan ekonomi para pemangku kepentingan terkait. Kebijakan dan tindakan manajemen ini perlu dikoordinasikan secara memadai untuk memastikan efektivitas sistem manajemen.
ICZM: Sistem Pengelolaan Pesisir
Idealnya, program ICZM harus beroperasi dalam integrasi yang erat, kerangka kerja manajemen yang koheren dalam batas geografis yang ditentukan. Zona pesisir dipandang secara keseluruhan sebagai wilayah geografis khusus dimana fungsi pertahanan produktif dan alaminya sangat erat terkait dengan kondisi fisik dan sosial ekonomi yang jauh melampaui batas fisiknya. Oleh karena itu, setiap kebijakan dan tindakan manajemen dirancang untuk mengatasi konflik pembangunan pesisir. Kebijakan, strategi, dan tindakan pemerintah untuk pengelolaan pesisir dirumuskan dan diimplementasikan secara sistematis melalui serangkaian proses perencanaan dan implementasi; secara kolektif membentuk sistem manajemen pesisir. Sistem ini terdiri dari tiga yang saling dimensi pendukung, yaitu proses, isu, dan tindakan. Ketiga dimensi tersebut saling terkait erat dan harus dipertimbangkan secara keseluruhan. Mengabaikan satu unsur tersebut dapat menyebabkan runtuhnya seluruh sistem manajemen atau membuatnya tidak efektif. ICZM seharusnya tidak disalahartikan sebagai program pembangunan meskipun tujuan utamanya adalah untuk memungkinkan pembangunan multisektoral dengan kemunduran yang paling tidak diinginkan. ICZM menyediakan kerangka perencanaan dan manajemen yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya alam secara rasional dan berkelanjutan.