Mohon tunggu...
Aisyah Putri reza
Aisyah Putri reza Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seni dan Budaya, Film

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Moana 2 : Perlukah Atau Hanya Sebagai Fan Service

14 Desember 2024   18:31 Diperbarui: 14 Desember 2024   18:31 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Moana 2 Movie Poster (Sumber : Amazon.Com)

Film Moana telah menjadi salah satu film animasi Disney yang paling digemari dan menjadi salah satu film pengingat masa kecil bagi sebagian orang. Kisah Moana dan petualangannya di lautan sukses dicintai semua orang. Tak Hanya kisahnya, lagu-lagunya yang memikat, seperti "How Far I'll Go", masih terus dinyanyikan hingga kini, menjadikan film Moana sebagai film yang tak luput dari kenangan masa kecil . Dengan dirilisnya Moana 2, pertanyaan pun muncul "apakah sekuel ini benar-benar perlu dibuat, atau hanya sebagai bentuk fan service untuk memanfaatkan nostalgia penggemar?"Melanjutkan kisah yang begitu sukses dari film sebelumnya tentu menjadi tantangan tersendiri bagi disney. Disney sendiri telah banyak merilis sekuel-sekuel dari film animasi garapan sebelumnya, seperti "Inside Out 2" yang sukses di pasaran. Mengingat bahwa sebelumnya Disney sempat mengalami keterpurukan akibat kurangnya peminat penonton terhadap film animasi Disney yang baru, menjadikan film Moana 2 sebagai pembangkit kejayaan Disney. Banyak penggemar merasa bahwa kisah Moana sudah disampaikan dengan sempurna dalam film pertamanya. Beberapa kritikus bahkan berpendapat bahwa menambahkan sekuel bisa mengurangi kekuatan naratif film sebelumnya.

Namun, dari sudut lain, dunia Moana penuh dengan potensi untuk eksplorasi lebih lanjut. terutama dari budaya-budaya penduduk pesisir laut. Dengan adanya Moana 2 Disney berkesempatan untuk menyajikan budaya-budaya Polenesia dan sekitar nya. Tak hanya  itu kisah Moana 2 juga menyajikan cerita yang baru serta petualangan yang jauh berbeda dengan film sebelumnya.

Tak bisa dipungkiri bahwa banyaknya penggemarlah yang memainkan peran besar dalam keputusan Disney untuk membuat Moana 2. Dengan para penggemar yang telah tumbuh bersama film pertama, membawa kembali karakter-karakter yang mereka cintai adalah cara yang efektif untuk menarik perhatian penonton Disney. Namun, apakah ini hanya fan service, atau sebuah penghormatan terhadap cerita yang asli?

Fan service sering kali dikritik karena memberikan elemen-elemen yang terasa dipaksakan hanya untuk menyenangkan penggemar. Namun, Moana 2 menyajikan kisah baru yang lebih segar dan jauh berbeda dari film pertamanya. Moana 2 tidak mempunyai unsur "paksaan" pada kisah-kisah yang disajikan. Tak hanya itu Moana 2 juga memberikan penonton karakter-karakter yang baru dan juga menarik.

Salah satu daya tarik terbesar Moana 2 adalah potensinya untuk menghidupkan kembali kenangan masa kecil. Melalui musik, karakter, dan visual yang sukses pada film sebelumnya, film ini membawa kita kembali ke momen-momen nostalgia masa kecil ketika pertama kali melihat kisahnya. Bagi sebagian orang, film Moana bukanlah sekedar film melainkan sebagai kenangan masa Kecil.

Dengan melibatkan elemen-elemen nostalgia ini, Moana 2 bisa menjadi lebih dari sekadar sekuel. Ia bisa menjadi pengalaman emosional yang menghubungkan masa lalu dan masa kini, mengingatkan kita pada semangat masa kecil yang penuh petualangan.

Apakah Moana 2 perlu dibuat atau hanya sebagai fan service bergantung pada bagaimana sudut pandang kita ketika menonton Moana 2. Moana 2 bukan Hanya sebagai pengingat masa lalu melainkan juga menjual cerita baru. Moana 2 memiliki peluang besar untuk menghidupkan kembali keajaiban masa kecil, menghubungkan penggemar lama dengan generasi baru yang akan menemukan inspirasi dari keberanian dan petualangan Moana kedepannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun