Perkembangan teknologi informasi telah membawa dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Salah satu implementasi teknologi yang paling krusial di lingkungan akademik adalah sistem informasi akademik (SISFO). Dalam konteks ini, penelitian yang dilakukan oleh Deli (2019) di Universitas Internasional Batam memberikan pandangan mendalam mengenai penerimaan mahasiswa terhadap penggunaan SISFO dengan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM). Berdasarkan penelitian tersebut, variabel perceived usefulness, perceived ease of use, serta security and privacy dinilai berperan penting dalam menentukan penerimaan sistem tersebut oleh mahasiswa.
Dalam pendahuluan penelitian, Deli mencatat bahwa meski SISFO telah diimplementasikan sejak tahun 2010, sejumlah mahasiswa masih belum sepenuhnya menerima penggunaannya. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai faktor-faktor apa saja yang memengaruhi penerimaan teknologi ini. Sebagai salah satu universitas swasta yang terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi, Universitas Internasional Batam memberikan studi kasus yang menarik untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dari SISFO. Penelitian ini berupaya menilai bagaimana kemanfaatan, kemudahan penggunaan, serta jaminan keamanan dan kerahasiaan data memengaruhi kepuasan pengguna dalam mengadopsi teknologi ini.
Pendekatan deskriptif kuantitatif yang digunakan peneliti dengan melibatkan 400 responden mahasiswa memberikan pandangan yang cukup representatif mengenai persepsi pengguna terhadap sistem. Melalui survei dan analisis regresi linier, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel keamanan dan privasi (security and privacy) memiliki pengaruh terbesar terhadap penerimaan teknologi, dengan t hitung sebesar 12.428, yang jauh di atas ambang signifikan. Penemuan ini menunjukkan bahwa dalam dunia digital yang semakin rawan terhadap pelanggaran data, aspek keamanan sistem menjadi perhatian utama bagi mahasiswa dalam menerima teknologi baru.
***
Penelitian yang dilakukan Deli (2019) memberikan wawasan yang mendalam tentang pentingnya tiga variabel utama, yakni perceived usefulness, perceived ease of use, dan security and privacy, dalam penerimaan teknologi di lingkungan akademik. Berdasarkan hasil survei terhadap 400 responden mahasiswa Universitas Internasional Batam, penelitian ini mengungkapkan bahwa variabel keamanan dan privasi memiliki pengaruh paling signifikan terhadap penerimaan sistem informasi akademik (SISFO), dengan nilai t hitung sebesar 12.428 dan signifikansi di bawah 0,05. Hal ini menegaskan bahwa rasa aman dan jaminan kerahasiaan data pribadi menjadi faktor kunci dalam adopsi teknologi.
Deli juga mencatat bahwa perceived usefulness dan perceived ease of use, dua elemen inti dari Technology Acceptance Model (TAM), turut berkontribusi positif terhadap penerimaan sistem ini. Variabel perceived usefulness, yang menunjukkan keyakinan mahasiswa bahwa penggunaan SISFO dapat meningkatkan kinerja akademik mereka, memiliki koefisien regresi sebesar 0,320. Sementara itu, perceived ease of use, yang menggambarkan seberapa mudah sistem tersebut digunakan oleh mahasiswa, menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,353. Meskipun kedua variabel ini memberikan kontribusi yang signifikan, hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kemudahan penggunaan sedikit lebih berdampak dibandingkan kemanfaatan.
Namun, fokus utama penelitian ini pada variabel keamanan dan privasi menunjukkan adanya pergeseran dalam prioritas pengguna teknologi. Di era digital saat ini, keamanan informasi pribadi menjadi perhatian serius, terutama di sektor pendidikan yang melibatkan data sensitif seperti catatan akademik, informasi pribadi, dan riwayat pembayaran. Deli (2019) menemukan bahwa mahasiswa lebih cenderung menerima sistem yang mereka yakini dapat menjaga kerahasiaan data mereka. Hal ini terlihat dari fakta bahwa koefisien regresi untuk variabel security and privacy sebesar 0,449, tertinggi di antara variabel lainnya.
Salah satu implikasi penting dari temuan ini adalah perlunya universitas dan lembaga pendidikan lainnya untuk berinvestasi lebih dalam aspek keamanan teknologi. Seiring dengan meningkatnya serangan siber dan pelanggaran data di berbagai sektor, termasuk pendidikan, sistem informasi harus dirancang dengan protokol keamanan yang kuat untuk memastikan bahwa data pengguna terlindungi dengan baik. Pada tahun 2019 saja, terdapat lebih dari 4,1 miliar catatan data yang bocor secara global, menurut laporan dari Risk Based Security. Data ini menggarisbawahi pentingnya implementasi sistem keamanan yang efektif di lingkungan akademik.
Dengan temuan ini, penelitian Deli memberikan kontribusi yang sangat relevan dalam memahami perilaku pengguna teknologi di dunia akademik. Keberhasilan adopsi sistem informasi, terutama di sektor pendidikan, sangat dipengaruhi oleh rasa aman yang dirasakan pengguna.
***