Mohon tunggu...
Aisyah MeiraniA
Aisyah MeiraniA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program S-1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari Banjir ke Harapan: Peran Al-Quran dan Keperawatan Holistik dalam Pemulihan Korban

8 Desember 2024   06:55 Diperbarui: 8 Desember 2024   09:00 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banjir adalah bencana alam yang tidak hanya membawa dampak fisik berupa kerusakan infrastruktur dan kesehatan masyarakat, tetapi juga mengguncang aspek psikososial dan spiritual para korbannya. Dalam situasi ini, pendekatan religius dan spiritualitas menjadi elemen penting untuk mendukung kesejahteraan korban, memberikan harapan, dan memulihkan rasa tenang di tengah ketidakpastian. Perawat memiliki peran strategis dalam mendampingi korban melalui pendekatan holistik yang mencakup aspek fisik, mental, sosial, dan spiritual. Melalui dukungan emosional, doa, konseling spiritual, serta penguatan nilai-nilai keimanan, perawat dapat membantu korban bencana menemukan kekuatan dalam menghadapi kesulitan, sekaligus mendorong pemulihan kesehatan dan kesejahteraan mereka secara menyeluruh. Pendekatan ini juga memperkuat komunitas dalam membangun ketahanan bersama menghadapi bencana di masa mendatang.


Penelitian yang dilakukan oleh Tutu April Ariani, dosen keperawatan Departemen Jiwa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), bersama Taty Hernawaty, Budi A. Keliat, Sriyani P. Konara Mudiyanselage, dan Mei-Feng Lin, mengungkapkan bahwa aktivitas membaca Al-Qur'an secara kelompok (Quran Recitation/QR) memiliki dampak signifikan dalam meningkatkan religiusitas, spiritualitas, dan kesejahteraan holistik korban banjir tahunan di Bandung, Indonesia.  


Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan wawancara mendalam retrospektif. Sebanyak 17 peserta yang merupakan korban banjir mengikuti enam sesi QR pada tahun 2019. Selama penelitian, data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur yang direkam dalam video, kemudian dianalisis menggunakan pendekatan induktif. Hasilnya menunjukkan tema sentral yaitu "Holism of Religiosity and Spirituality" yang didukung oleh tiga subtema utama: ketaatan pada kehendak Tuhan, pengembangan pola pikir positif melalui spiritualitas, dan kehidupan yang menjadi lebih menyenangkan.


Tutu April Ariani menjelaskan, "Penelitian kami menemukan bahwa kegiatan QR tidak hanya membantu korban banjir untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, tetapi juga menciptakan pemahaman yang mendalam akan hikmah spiritualitas. Hal ini memberikan dampak positif pada kondisi mental dan emosional mereka, bahkan membantu mengubah cara pandang mereka terhadap hidup."  

Subtema pertama, ketaatan pada kehendak Tuhan, menggambarkan bagaimana para peserta mulai menerima kondisi hidup mereka sebagai bagian dari rencana ilahi. "Dengan mendalami bacaan Al-Qur'an, mereka merasa lebih tenang dan percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak Tuhan yang harus diterima dengan ikhlas," ujar Taty Hernawaty.  

Subtema kedua, pengembangan pola pikir positif melalui spiritualitas, menunjukkan bahwa spiritualitas mampu memotivasi korban banjir untuk melihat sisi baik dari setiap peristiwa. "Peserta mulai memahami bahwa bencana bukan hanya musibah, melainkan juga pelajaran untuk memperkuat iman dan meningkatkan kualitas hidup," tambah Budi A. Keliat.  

Subtema terakhir, kehidupan yang menjadi lebih menyenangkan, mengungkap bahwa QR memberikan efek terapeutik yang membuat peserta merasa lebih bahagia dan optimis menghadapi masa depan.  

Penelitian ini merekomendasikan penerapan pendekatan holistik religiusitas dan spiritualitas dalam perawatan keperawatan, terutama dalam konteks komunitas dan bencana. "QR dapat menjadi alternatif terapi yang menjanjikan untuk memulihkan kesejahteraan mental korban bencana. Kami berharap pendekatan ini dapat diterapkan secara lebih luas, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga pada masyarakat multietnis dan budaya yang beragam," ujar Sriyani P. Konara Mudiyanselage.  

Lebih lanjut, Mei-Feng Lin menambahkan, "Studi lanjutan perlu dilakukan secara kuantitatif untuk mengembangkan aktivitas QR sebagai terapi alternatif yang terukur dan dapat diadaptasi di berbagai wilayah."  

Penelitian ini menjadi bukti kuat bahwa pendekatan religius dan spiritual bukan hanya menyentuh ranah pribadi, tetapi juga mampu membawa transformasi nyata dalam kehidupan korban bencana. Hal ini menjadi langkah maju dalam memperkaya intervensi keperawatan berbasis komunitas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun