Pendidikan adalah proses pengajaran, pelatihan, dan pembelajaran, yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan kemampuan intelektual seseorang. Pendidikan bagi Jenderal Ahmad Yani tidak hanya sekadar proses transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan disiplin yang sangat penting untuk seorang pemimpin, terutama dalam konteks militer. Pendidikan  merupakan salah satu contoh nilai yang bisa di ambil dari Jenderal Achmad Yani karena beliau sangat menjunjung tinggi Pendidikan. Melihat sejarah Jenderal Achmad Yani dari lahir sampai dengan wafat, banyak hal yang dapat dipetik dari kehidupan, pengalaman, penugasan, dan perjuangannya dalam membela bangsa Indonesia dari berbagai ancaman, baik ancaman internal (ancaman dalam negeri) maupun ancaman eksternal (ancaman luar negeri). Seluruh hidup Jenderal Achmad Yanı diwakafkan untuk keutuhan NKRI dan persatuan bangsa yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945. Segala ancaman yang menghadang ideologi Pancasila stap dilawan oleh sosok Jenderal Achmad Yanı tanpa rasa takut, tanpa rasa lelah, dan tanpa pamrih membela kepentingan bangsa dan negara.Dengan demikian untuk mengetahui, memahami, mengamalkan, dan mempraktikkan nilai nilai kepahlawanan Jenderal TNI Anumerta Achmad Yani dalam kehidupan sehari-hari di kampus maupun di lingkungan sosial kemasyarakatan Nama Jenderal TNI Anumerta Achmad Yani harus diharumkan nama beliau bisa diingat selalu sebagai pahlawan revolusi yang menjunjung tinggi nilai kedisiplinan dan keberanian.
Biografi Jenderal Achmad Yani
Jenderal Achmad Yani lahir di Jenar, Purworejo. Provinsi Jawa Tengah, pada tanggal 19 Juni 1922 dan meninggal di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta, pada tanggal 1 Oktober 1965 tepat pada umur 43 tahun karena diculik dan dibunuh oleh anggota PKI pada peristiwa G30S/PKI.Peristiwa itulah yang kemudian melahirkan gelar Pahlawan Revolusi dan diperingati pada setiap 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.Â
Setelah dikumandangkannya Proklaması Kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno-Hatta, Jenderal Achmad Yani bergabung dengan tentara Indonesia yang baru dibentuk dan berjuang melawan penjajah Belanda. Jenderal Achmad Yanı sempat disekolahkan di luar negeri, yaitu mengikuti Command and General Staff College (Seskoad-nya AS) di Fort Leaven Worth, pada tahun 1955 di Kansas, Amerika Serikat, dan Special Warfare Course pada tahun 1956 di Inggris.
Pada tanggal 13 November 1963, Presiden Sukarno mengangkat Jenderal Achmad Yanı sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), yang pada saat itu disebut Menteri Panglima Angkatan Darat (Menpangad), menggantikan Jenderal A.H. Nasution, dan secara otomatis masuk ke kabinet.
Jenderal Achmad Yani gugur pada tanggal 1 Oktober 1965 pada usia yang masih muda, yakni 43 tahun, setelah menjadi korban penculikan dan pembunuhan Gerakan 30 September PKI (G30S/PKI). Meninggalnya Jenderal Achmad Yani sangat memprihatinkan akibat kebiadaban dari PKI. Jasad Jenderal Achmad Yanı dan para korban G30S/PKI yang lainnya diangkat dari sumur di Lubang Buaya pada tanggal 4 Oktober 1965. Pada tanggal 5 Oktober 1965, dilakukan gelar upacara kenegaraan sebelum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Jenderal Achmad Yani dan para korban G30S/PKI lainnya resmi ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965. Pangkatnya dinaikkan dari Letnan Jenderal ke Jenderal Bintang Empat dengan nama lengkapnya Jenderal TNI Anumerta Achmad Yani.
Nilai-nilai yang dimiliki oleh Jenderal Achmad Yani
Nilai-nilai kejuangan Jenderal Achmad Yanı menjadi inspirası dan sumber inovası bagi semua generasi muda penerus bangsa dan menjadi penyemangat dan teladan bagi semua masyarakat Indonesia. Jarang sekali ada sosok Pahlawan Revolusi seperti Jenderal Achmad Yanı yang merupakan sosok prajurit sejati, prajurit profesional, dan prajurit pejuang yang selalu membela kepentingan rakyat, bangsa dan Negara Indonesia Jenderal Achmad Yanı merupakan pahlawan nasional yang layak untuk diteladani, dicontoh, dan dijadikan sebagai role model bagi setiap generasi muda bangsa Indonesia.
Nilai- nilai yang dapat dipetik, dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan sehari- hari bagi masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Nilai Kedisiplinan