Manuskrip atau naskah merupakan segala jenis dokumen kuno yang ditulis atau diketik langsung oleh tangan manusia yang berumur 50 tahun yang tentunya memiliki arti penting khususnya sejarah. Manuskrip berisikan karya sastra seperti syair, hikayat (cerita) dan legenda. Terdapat tiga jenis naskah kuno yang ditemukan di Indonesia yaitu naskah Islam, naskah Jawi, dan naskah Pegon. Manuskrip yang akan dibahas yaitu naskah jawi (aksara jawi) yang menurut kamus linguistik adalah huruf Arab yang digunakan untuk memuliakan bahasa Melayu.
Mungkin bagi sebagian orang belum mengetahui penjelasan aksara. Aksara itu sistem penulisan suatu bahasa dengan menggunakan simbol-simbol atau keseluruhan sistem tulisan. Aksara Melayu-Arab ini merupakan varian dari bahasa Arab yang disesuaikan dengan bahasa Melayu. Kemunculan tulisan ini karena pengaruh budaya Islam yang mendahului pengaruh budaya kolonial Eropa. Naskah ini dikenal sejak zaman kerajaan Samudera Pasai dan kerajaan Malaka.
Puncak penggunaan aksara Jawi pada masa Kesultanan Melayu Melaka kemudian merambah ke daerah lain di Nusantara seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Namun, dengan adanya penjajah Eropa dan pengaruh Barat, penggunaan aksara Jawi berangsur-angsur menurun dan digantikan dengan aksara Latin. Meskipun penggunaan aksara Jawi telah menurun, aksara Jawi masih menyimpan nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Mereka melestarikan warisan spiritual dan budaya penduduk Nusantara di masa lalu. Saat ini sedang diupayakan pelestarian dan pendokumentasian tulisan-tulisan Jawi guna memperkaya naskah.
Tulisan dalam naskah ini cukup rapi dan sekiranya dapat dibaca, namun terdapat tulisan yang kabur pada satu halaman yang kurang jelas saat dibaca. Pada tulisan yang kabur tersebut menggunakan pulpen berwarna biru, sehingga mendapati kesulitan dalam membaca serta menganalisisnya. Dalam deskripsinya, naskah ini ditulis dari kanan ke kiri dan mulai ditulis dari sekisar 12 Rajab 1292 & 1 Dhū al-ḥijjah 1296. Manuskrip ini terdapat 4 judul di dalamnya beserta penulis diantaranya Jawharat al-tawhid fi ‘aqidat ahl-sunnah wa al-jama’ah (Ibrahim al-Laqqani al-Maliki), ‘Aqidat al-‘awwam (Ahmad al-Marzuqi al-Maliki), Al-Salawat al-kubra (author tidak diketahui) dan Ini Doa Nabi Yusuf Tatkala Keluar daripada Penjara (author tidak diketahui).
Berikut adalah isi penggalan dari manuskrip yang berjudul “Ini Doa Nabi Yusuf Tatkala Keluar daripada Penjara” dengan penulis yang tidak diketahui.
Teks paragraf awal : Qul man robbussamawaati wal’ardhi qulillahu qul afaa ittakhadhtum min duunihi awliyaa laa yamlukuuna lianfusihin naf’an walaa darran qul hal yastawil a’maa wal basiiru am hal tastawi zulumaatu wal nuuru am ja’alu lillahi shurakaa khalaqu kakhalqihi fatashaabahal khalqu alayhim qulillahu khaaliqu kulli shayin wahuwal waahudul qahhaaru—
Teks paragraf akhir : Ini doa nabi Yusuf tatkala keluar daripada penjara maka tatkala ia berhadap dengan raja itu adalah raja itu memuliakan akan dia dan dibesarkan dia dengan ... barokah ini doa ... ini doa diajarkan oleh Jibril inilah doanya
dan lagi paedahnya diberkatkan ... pekerjaannya dan lagi disampaikan ... hajatnya daripada pekerjaannya dunia dan akhirat hasbi dinati min duniya ya wa hasbi robbi min holqihi jallasana uhu waala ilaaha ghairuhu
Dalam penulisan teks ini yaitu berisikan Doa Nabi Yusuf ketika Keluar dari Penjara dan manfaat yang diberikan doa tersebut ketika diucapkan. Setelah saya mencari, belum ditemukannya doa pada akhir paragraf tersebut. Doa yang dimaksud adalah حسبي دينى من دنياي و حسبي ربي من خلقه جل ثناءه ولا اله غيره yang artinya “Cukuplah Tuhanku bagiku dari dunia ini, dan cukuplah Tuhanku dari ciptaan-Nya, semoga ditinggikan segala puji bagi-Nya, dan tidak ada Tuhan selain Dia". Di kisahkan bahwa doa ini dibaca Nabi Yusuf Ketika berdiri di depan pintu raja. Selanjutnya terdapat Doa Ketika Nabi Yusuf memasuki pintu raja, yaitu : «اللهم إني أسألك بخيرك من خيره، وأعوذ بك من شره وشر غيره». Artinya : "Ya Allah, aku meminta kebaikanmu dari kebaikannya, dan aku berlindung padamu dari kejahatannya dan kejahatan orang lain." Tentunya Doa ini sangat bermanfaat bagi para pembaca, terlebih lagi yang belum pernah mendengarnya.
Naskah ini termasuk langka karena berisikan“Doa Nabi Yusuf Ketika Keluar Dari Penjara”. Manuskrip digital ini dapat dibaca dan diakses oleh siapapun tanpa membawa naskah aslinya, karena naskah ini telah dipublikasikan di sebuah website di Internet yang bernama DREAMSEA yaitu https://www.hmmlcloud.org/dreamsea/detail.php?msid=1593 dengan Kode Naskah DS 0005 00002 yang merupakan koleksi milik Private collection of Kemas Haji Andi Syarifuddin, Palembang (Sumatera Selatan).
Keadaan kertas dalam naskah ini berwarna coklat berbentuk seperti buku tulis namun kondisi kertas cukup rapi (tidak lecek), terdapat beberapa noda berwarna cokelat dari tanah di pinggiran serta terdapat beberapa noda kuning di pada tengah garis buku dan coretan pensil yang membuat beberapa tulisan tidak terlihat, kemudian beberapa kertas terlihat sudah terkena air. Adapun jumlah halaman yang ada sebanyak 44 halaman yang terdiri dari 43 halaman yang berisi teks penuh dan 1 halaman lagi secara kosong. Alat tulisnya merupakan kertas Eropa dengan ukuran sampul naskah 23,5 x 17 cm, ukuran kertas 23,4 x 16,8 cm dan ukuran dimensi blok teks 17 x 11 cm.
Berdasarkan penjabaran diatas, maka dari itu kita harus lebih peka terhadap naskah-naskah kuno. Karena manfaat dari membaca naskah kuno selain sebagai peninggalan masa lampau, naskah kuno mampu memberi informasi mengenai berbagai aspek kehidupan masyarakat masa lampau seperti politik, ekonomi, sosial budaya, pengobatan tradisional, tabir gempa atau gejala alam, fisikologi manusia, dan sebagainya. Oleh karena itu, manuskrip harus tetap dijaga serta dilestarikan karena peninggalan budaya, sejarah dan ilmu pengetahuan.