Mohon tunggu...
Aisyah Fadiya
Aisyah Fadiya Mohon Tunggu... -

Aku suka menulis, suka memasak, suka bercerita, dan semuanya membuatku bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rosiana Silalahi, Republika, dan Nasehat Ustadz Agus Nizami

11 Juni 2014   03:57 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:18 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1402408293521103000

“Udah jelas-jelas akun palsu. Kalian kutip. Minta dikoreksi cuma dengan ditambahkan "diduga' palsu. Akun palsu kok jadi sumber berita. Media oh media” (Rosiana Silalahi)

Wajar saja kalau Rosiana Silalahi meradang. Bagaimana tidak, ada akun twitter yang habis-habisan menjeplak profilnya, kemudian menebarkan kampanye provokatif terhadap salah satu kandidat calon presiden.

[Akun asli Rosiana Silalahi: ROSIANNA SILALAHI @Rosianna766Hi ]

Sialnya lagi, media sekelas Republika tanpa tabayun sedikitpun, lantas mengutip kicauan akun palsu tersebut dan mempublikasikannya.
Berita Republika saat saya menulis ini, sudah dalam kondisi diedit. http://www.republika.co.id/berita/pemilu/menuju-ri-1/14/06/10/n6wpno-heboh-contekan-jokowi-di-debat-capres-ini-penjelasannya

[Akun palsu menjeplak Rosiana Silalahi: Rosianna Silalahi @rosisilaIahi ]

Inilah hal menjengkelkan yang harus kita hadapi sekarang, tidak ada media yang independen, semua memiliki kepentingan atas apa yang diberitakannya.

Lalu, apa yang harus kita lakukan? Menurut Ustadz Agus Mizami, pengelola Blog Islam Media Raya, ada beberapa hal penting yang harus kita lakukan dalam menyikapi pemberitaan media, diantaranya:

Tabayyun ke Pihak yang Dituduh/Difitnah
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. ” [Al Hujuraat 6]

Cover Both Sides of a Story
Tanyakan informasi dari kedua-belah pihak. Seandainya ada pihak A bilang si B kafir, kita jangan percaya begitu saja. Tabayyun ke B apa dia benar kafir. Dengan menerima informasi dari 2 pihak yang bertikai, baru kita bisa menimbang dengan adil siapa yang benar.

Bersikap Adil
Tak jarang karena kita benci pada satu kaum, akhirnya kita mencap kaum tersebut pasti pendusta, pasti jahat, dsb. Padahal kita tetap harus adil meski kita benci mereka. Ingat, di setiap kelompok biasanya ada yang jahat dan ada pula yang baik. Harusnya kita tetap adil meski terhadap kaum yang kita benci, dan kita juga tidak boleh emosi.

Dapatkan Berita dari Sebanyak Mungkin Sumber
Jika ada media yang sering melontarkan fitnah/dusta, lebih baik diblack-list saja. Cari alternatif lain yang lebih dipercaya.
Mudah-mudahan dukungan kita kepada calon presiden baik kepada Prabowo Hatta ataupun Jokowi JK, tidak lantas menjadikan kita bersikap ashobiyyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun