Sebuah kisah keluarga muda, Aldi dan Runi bisa dijadikan sebuah pembelajaran. Â
Aldi adalah seorang perfectionis yang memberikan ungkapan cintanya dengan membantu menata peralatan dapur istrinya, setiap ada waktu. diletakkannya semua dengan estetik, peralatan yang besar dibagian dalam dan peralatan kecil dibagian depan. Rapi jali.
Sedang Runi memiliki kebiasaan berbeda, alat yang sering dipakai diletakkan dibagian depan sedang yang jarang dipakai di bagian belakang. Secara estetika mungkin terlihat berantakan, tapi jauh lebih efektif untuk seorang ibu rumah tangga yang butuh kecepatan.
Jauh panggang dari asap, yang dilakukan Aldi justru merepotkan Runi. Karena kompor sudah menyala Runi masih mencari ini dan itu, akibatnya memasak yang seharusnya selesai 1 jam bisa molor menjadi dua jam, karena harus membongkar-bongkar peralatan. dan mengembalikannya lagi.
Demikian juga dengan Runi, Runi menunjukkan cintanya dengan selalu menyiapkan makanan-makanan yang disukai Aldi. Selalu berusaha menghibur Aldi, ada saja tingkah polahnya ketika Aldi cemberut.
Apakah Aldi suka? Alih alih suka, seringkali Aldi sudah kenyang dikantor ada saja rekan yang berulang tahun dan bahkan Aldi memiliki grup kuliner yang mencicipi berbagai macam makanan istimewa. Jadi hidangan Runi adalah siksaan baginya. Â
Yang dipandang Runi sebagai perhatian pun adalah kecerewetan bagi Aldi. Ketika pulang kantor Aldi cemberut bukan berarti Aldi sedih tapi lelah, Jadi yang diinginkannya adalah keheningan, bukan kecerewetan yang membuat sebal.Â
Menilik cerita di atas, Runi dan Aldi memiliki niat baik dan perbuatan yang baik. Tapi apakah memiliki akibat baik?
Jelas diperlukan investigasi yang lebih dalam sebelum berbuat baik. Menjaga komunikasi intens jika itu pasangan atau keluarga. Diperlukan pemahaman dan pengetahuan tentang akar suatu keadaan. Dengan itu, perbuatan baik tidak akan menikam diri sendiri, dan bermanfaat bagi sekitar.Â