Mohon tunggu...
Aisyah DwiPutri
Aisyah DwiPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengingat Kembali Fenomena Post-Truth di Tengah Vaksinasi Covid-19

8 Januari 2023   18:37 Diperbarui: 8 Januari 2023   18:40 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada akhir tahun 2019, sejak SARS-CoV2 muncul di Wuhan, China, semua pemberitaan berbondong-bondong memberitakan mengenai isu Covid-19. Di era dimana teknologi sudah maju seperti saat ini segala informasi melimpah ruah . Namun sangat disayangkan kelimpahan informasi tersebut tidak semua membawa pemberitaan yang sesuai dengan fakta yang ada dilapangan bahkan tidak jarang sengaja direkayasa untung mencapai tujuan tertentu.

Pandemi muncul ketika dunia sedang memasuki era post-truth dimana kebohongan bisa menjadi kebenaran. Di masa pandemi seperti saat itu, komunikasi publik sangat diperlukan untuk meinformasikan kepada khalayak informasi yang akurat.

Pada bulan juni hingga juli 2021, terdapat banyak berita keliru tentang vaksin covid-19 di Amerika Serikat. Kemudian berita tersebut menyebar ke Indonesia.

Pada saat pertama kali pemerintah mengumumkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 guna menekan angka penularan Covid-19 di Indonesia. Kemudian munculah kelompok-kelompok yang menyatakan bahwa vaksinasi memberikan dampak yang berbahaya bagi masyarakat yang melaksanakannya. Pada kenyataannya pernyataan itu keluardisaat vaksinasi belum diberlakukan.

Penyuntikan vaksin pertama kali dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, tetapi masih banyak kelompok yang masih tetap tidak percaya manfaat dari vaksin tersebut sehingga muncul berbagai pemberitaan hoax tetapi dianggap sebuah kebenaran tanpa mencari lebih dalam keaktualan dari berita tersebut.

Alasan mengapa post-truth sangat mudah menyebar dikarenakan seseorang senang dalam menyebarkan informasi optimal yang bukan sebuah informasi akurat melainkan informasi yang dapat mendukung prasangka dan merangsang emosional.

Kita sebagai masyarakat tidak boleh membiarkan fenomena post-truth berkembang. Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi kebenaran sudah seharusnya kita tidak memberikan sedikitpun ruang post-truth untuk berkembang. Dan juga seharusnya pemerintah dapat lebih cepat dan tanggap dalam memfilter dan mengklarifikasi pemberitaan-pemberitaan yang tidak benar mengenai vaksinasi yang membuat masyarakat lebih percaya terhadap berita yang seharusnya bohong tetapi dianggap mereka sebuah kebenaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun