Privilege merupakan keuntungan tertentu yang di dapat oleh seseorang karena sesuatu hal yang Istimewa. Hal ini juga seringkali menjadi topik pembicaraan yang dianggap serius oleh berbagai pihak. Apalagi ketika membicarakannya dalam konteks dunia kerja, privilege merupakan hal yang sudah nggak dapat diganggu gugat itu. Percuma juga merasa nggak adil karena toh itu memang merupakan privilege orang lain
Privilege, Apa Sih Itu?
Privilege dapat diartikan sebagai keuntungan atau hak istimewa yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok tertentu. Dalam dunia kerja, hal ini bisa merujuk pada berbagai aspek, seperti akses ke peluang karir, jaringan profesional yang luas, atau bahkan perlakuan yang lebih baik dari rekan kerja dan atasan.
Privilege sendiri bukanlah kata yang terlarang. Pemahaman tentang privilege ini sejatinya dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan adil. Ini seperti menyadari bahwa tidak semua orang memulai perlombaan dari garis start yang sama.
Ketika kita berbicara tentang privilege dalam konteks dunia kerja, tidak bisa lepas dari pembahasan mengenai keberagaman dan inklusi. Menciptakan lingkungan kerja yang beragam dan inklusif bukan hanya tentang keadilan, tetapi juga merupakan kunci untuk mencapai inovasi dan produktivitas yang optimal.
Privilege antara ada dan tiada.
Privilege tidak selalu terlihat secara langsung. Misalnya, seseorang mungkin memiliki privilege karena latar belakang pendidikannya, jaringan profesional yang solid, keluarganya atau bahkan karena aspek-aspek fisik tertentu.
Langkah pertama yang harus disadari adalah menyadari keberadaannya. Tanpa menyudutkan atau menyalahkan, kita dapat mengenali dan mengakui privilege yang dimiliki, serta berusaha untuk membuat lingkungan kerja yang mendukung semua orang. Inilah yang disebut sebagai responsibilitas.
Menciptakan Kesetaraan Melalui Kesadaran Bersama
Penting untuk diingat bahwa kesetaraan dalam dunia kerja adalah upaya bersama. Dengan meningkatkan kesadaran kolektif tentang privilege, kita dapat menciptakan budaya kerja yang lebih inklusif dan berkesetaraan.
Privilege bukanlah hambatan untuk belajar. Orang yang menyadari privilege mereka dapat menggunakan kesempatan ini untuk belajar lebih banyak tentang pengalaman orang lain, mendengarkan perspektif yang berbeda, dan menjadi sekutu dalam upaya menciptakan perubahan positif.
Menyikapi Rasa Cemburu saat Teman Memiliki Privilege Lebih
Rasa cemburu adalah salah satu emosi yang umum dirasakan oleh banyak orang, terutama ketika melihat teman-teman dekat atau orang di sekitar kita memiliki privilage atau keuntungan tertentu. Pada saat-saat ini, munculnya perasaan cemburu bisa menjadi tantangan emosional yang perlu kita hadapi dan kelola dengan bijak. Berikut adalah beberapa cara untuk menyikapi rasa cemburu ketika teman memiliki privilege sementara kita tidak:
1. Pahami Emosi Anda
Langkah pertama untuk mengatasi rasa cemburu adalah dengan memahami emosi tersebut. Kenali perasaan yang muncul, dan identifikasi penyebabnya. Apakah cemburu ini muncul karena perbandingan sosial, atau mungkin karena keinginan untuk meraih hal yang sama?
2. Terimalah Emosi Anda Tanpa Menyalahkan Diri Sendiri
Jangan menyalahkan diri sendiri karena merasa cemburu. Emosi ini adalah bagian dari pengalaman manusia yang normal. Terimalah perasaan tersebut tanpa hak merasa bersalah. Mengakui emosi adalah langkah awal untuk mengelolanya dengan lebih baik.
3. Bicarakan dengan Orang Terpercaya
Berbicara dengan teman atau keluarga yang dapat dipercaya bisa membantu mengurangi beban emosional. Ungkapkan perasaan Anda tanpa bermaksud merendahkan teman yang memiliki privilege. Terkadang, mendengarkan pandangan dari orang lain dapat memberikan perspektif baru.
4. Fokus Pada Pencapaian Pribadi Anda
Alihkan perhatian dari apa yang dimiliki oleh teman Anda dan fokuslah pada pencapaian dan keberhasilan pribadi Anda. Setiap orang memiliki perjalanan hidupnya sendiri, dan komparasi yang berlebihan dapat mengaburkan pencapaian yang sudah Anda raih.
5. Tetap Bersyukur
Ingatlah hal-hal yang Anda miliki dan bersyukur atas apa yang sudah ada dalam hidup Anda. Menyadari keberuntungan dan berfokus pada hal-hal positif dapat membantu meredakan rasa cemburu.
6. Gunakan Cemburu Sebagai Motivasi
Daripada membiarkan cemburu merugikan Anda, gunakan emosi tersebut sebagai motivasi untuk meningkatkan diri. Tentukan tujuan yang realistis dan berusaha untuk mencapainya tanpa merendahkan pencapaian orang lain.
7. Pelajari dari Pengalaman Teman Anda
Lihatlah keberhasilan teman Anda sebagai peluang untuk belajar. Tanyakan kepada mereka tentang perjalanan mereka, rintangan yang mereka hadapi, dan strategi yang mereka gunakan untuk meraih privilage tersebut. Ini dapat menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran.
Dalam menyikapi rasa cemburu, penting untuk mengenali bahwa setiap orang memiliki perjalanan hidup yang unik. Mengelola emosi dan fokus pada perkembangan pribadi adalah kunci untuk tetap positif dan berkembang di tengah-tengah perbandingan sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H