Mohon tunggu...
Aisyah Berliana Salsabila
Aisyah Berliana Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

FK UNAIR 2022

Selanjutnya

Tutup

Seni

LUDRUK; Mati Suri

11 Mei 2024   01:10 Diperbarui: 11 Mei 2024   01:16 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Almarhum kakekku, yang seorang pemain Ludruk di Surabaya pernah bilang, "Nanti kamu harus tunjukkan kesenian ini ke bule-bule." Kalimatnya membuatku bernostalgia dengan salah satu kesenian Surabaya ini.

Rek, ada ngga sih disini yang tau tentang ludruk? Atau malah ada yang belum pernah menonton sebelumnya?

Ludruk merupakan salah satu potensi budaya khas yang berasal dari Jawa Timur. Ludruk identik dengan kesenian Surabaya. Para pemuda yang hidup pada era 80an tentu tidak asing dengan pertunjukan kesenian yang satu ini. Pada masa aku kecil, ludruk menjadi tontonan yang sangat wah bagiku, karena dari sana aku bisa mendapati kolaborasi berbagai budaya di Jawa Timur

Kesenian ini berbentuk pementasan drama yang menampilkan kegiatan sehari -- hari masyarakat Jawa atau membawakan cerita tentang mitos jawa, sejarah dan lainnya. Biasanya, dibuka dengan tarian Remo yang menggambarkan kegagahan, kepahlawanan, dan keberanian. Tarian ini merupakan tarian pembuka kesenian Ludruk yang juga merupakan kesenian khas Jawa Timur.

Pada mulanya kesenian ludruk hanya merupakan kesenian yang dipentaskan dengan cara keliling kampung dan dimainkan oleh beberapa orang saja. Ludruk juga ditampilkan untuk perayaan acara-acara kondangan. Ludruk merupakan kesenian yang menyuguhkan pertunjukan tradisional yang khas Jawa Timur. Ia mengambil dari cerita kehidupan rakyat sehari-hari seperti cerita pada masa perjuangan, kehidupan tukang becak, sopir dan cerita-cerita lainnya.

Ludruk mulai dikenal oleh masyarakat pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia. Cak Durasim, yang sekarang namanya diabadikan menjadi panggung budaya, merupakan salah satu tokoh ludruk Jawa Timur yang sangat terkenal sering mementaskan ludrukannya dengan sindiran-sindiran pedas yang ditujukan untuk pemerintah Jepang. Sindiran Cak Durasim tersebut merupakan ungkapan bahwa pemerintah Jepang pada saat itu sering melakukan monitoring terhadap aktivitas masyarakat dalam segala aspek. Ludruk sebagai kesenian tradisional juga tidak lepas dari pengawasan pemerintah Jepang. Cerita dalam pementasan ludruk sering menampilkan cerita kehidupan sosial budaya pada waktu itu. Cerita ludruk saat itu menggambarkan bagaimana kehidupan masyarakat terjajah oleh Jepang. Pementasan ludruk juga dapat menjadi media untuk membakar nasionalisme rakyat, sehingga rakyat yang menonton khususnya rakyat kalangan bawah. merasa lebih tahu tentang apa yang sedang dialami saat pemerintahan Jepang.

Era tahun 1960-an dan 1980-an, kesenian tradisional masih berjaya. Kehadiran Kelompok Ludruk memberi kontribusi positif dalam menjaga dan melestarikan kesenian ludruk di Jawa Timur, terutama dalam melestarikan kidungan gaya Suroboyoan.

Namun seiring berkembangnya zaman, keberadaan kesenian ludruk semakin pudar di mata masyarakat. Ia terancam punah. Hal ini menyebabkan kesenian yang seharusnya di lestarikan oleh masyarakat justru berangsur menghilang karena perkembangan zaman.

Ludruk merupakan karya budaya yang bukan sekedar media hiburan tetapi juga kesenian yang menjadi media untuk mencerdaskan masyarakat lewat cerita dan penuturan para pemainnya. Oleh karena itu, keberadaan ludruk harus diupayakan bersama agar tetap lestari, hidup dan mampu tetap mencerahkan serta mencerdaskan masyarakat.

Salah satu bentuk dukungan untuk tetap menyuarakan kelestarian Ludruk adalah dengan ikut meramaikan Ludruk dan mempromosikan adanya pementasan seni ini secara masif ke sekitar. Di Surabaya, penampilan ludruk dapat ditonton di gedung Cak Durasim secara gratis. Selain itu, Ludruk juga dapat tetap terkenang dengan menggunakannya sebagai sarana komunikasi pembelajaran mengenai dunia teatrikal dalam ranah pendidikan. Generasi penerus harus mengetahui keunikan budaya ini. Salah satu kesenian Surabaya ini dapat menjadi sarana komunikasi yang tepat untuk menggambarkan kehidupan Jawa Timur serta menarik perhatian masyarakat lokal maupun mancanegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun