shopaholic umumnya muncul dari pengaruh lingkungan terdekat, dengan faktor sosial menjadi komponen penting dalam pembentukan konsep diri individu. Lingkungan kampus, seperti Universitas Muhammadiyah Riau, memberikan pengaruh besar terhadap perilaku konsumtif ini. Mahasiswa di lingkungan ini sering kali menonjolkan penampilan yang rapi, harum, dan menawan, menjadikan perilaku shopaholic sebagai fenomena menarik dalam budaya perkotaan. Mahasiswa yang terlibat dalam gaya hidup shopaholic sering mengidentifikasi diri mereka dengan sikap hedonis, meskipun mereka juga menunjukkan perhatian besar terhadap penampilan dan kesehatan, serta menjaga interaksi sosial yang baik. Studi ini bertujuan untuk meneliti tiga aspek utama:
Perilaku (1) bagaimana komunikasi interpersonal terbentuk pada mahasiswa yang memiliki gaya hidup shopaholic
 (2) bagaimana konsep diri mereka terbentuk dalam konteks ini di Universitas Muhammadiyah Riau
(3) hambatan apa saja yang muncul dalam komunikasi interpersonal serta pengaruh konsep diri terkait gaya hidup tersebut.
 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode fenomenologi untuk memperoleh data dari sumber-sumber sekunder, seperti jurnal, buku, dan artikel, serta wawancara dan observasi mendalam. Dua mahasiswa dengan gaya hidup shopaholic dipilih sebagai informan dalam studi ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep diri mahasiswa shopaholic terbentuk melalui kepedulian terhadap penampilan, di mana penampilan yang menarik dianggap sebagai cara untuk mencapai kepuasan pribadi dan pengakuan sosial. Hambatan komunikasi yang dihadapi oleh mahasiswa shopaholic seringkali terkait dengan stereotip negatif yang mengasosiasikan perilaku mereka dengan gaya hidup hedonis dan orientasi pamer (flexing). Meskipun demikian, para mahasiswa shopaholic di Universitas Muhammadiyah Riau umumnya memiliki alasan tersendiri untuk mengadopsi gaya hidup tersebut, yang didasarkan pada nilai-nilai metroseksual, dengan pandangan yang positif terhadap diri mereka sendiri dan lingkungannya. Penampilan mereka sering kali mencerminkan kepribadian yang baik di mata orang lain.
Referensi
- Brilianaza, E., & Sudrajat, A. (2022). Gaya Hidup Remaja Shopaholic dalam Trend Belanja Online di Shopee. JSSH (Jurnal Sains Sosial Dan Humaniora), 6(1), 45--54.
- Hidayat, A., & Kurniawan, C. (2016). Pengaruh Konsep Diri Dan Kepercayaan Diri Terhadap Perilaku Konsumtif Pembelian Gadget Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Non Reguler Universitas Islam Riau. An-Nafs, 10(01), 1--10.
- Brilianaza, E., & Sudrajat, A. (2022). Gaya Hidup Remaja Shopaholic dalam Trend Belanja Online di Shopee. JSSH (Jurnal Sains Sosial Dan Humaniora), 6(1), 45--54. https://doi.org/10.30595/JSSH.V6I1.12225
- Hidayat, A., & Kurniawan, C. (2016). Pengaruh Konsep Diri Dan Kepercayaan Diri Terhadap Perilaku Konsumtif Pembelian Gadget Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Non Reguler Universitas Islam Riau. An-Nafs, 10(01), 1--10. http://jurnal.uir.ac.id/index.php/JAN/article/view/787
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H