Nama: Aisyah Amina MaryamÂ
NIM: 23005001
Mata Kuliah: PKTIÂ
Departemen: PLS FIP UNPÂ
Dosen Pengampu Bapak Drs. Wisroni, M.PdÂ
Keaksaraan sebagai Kunci untuk Mengatasi Buta Huruf di Era Modern
Buta huruf merupakan masalah serius yang menghambat kemajuan banyak negara, termasuk Indonesia. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sekitar 2,2 juta orang di Indonesia masih mengalami buta huruf, dengan prevalensi tertinggi terdapat di daerah pedesaan dan daerah terpencil. Di era modern yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan informasi, kemampuan literasi menjadi semakin penting. Literasi tidak hanya mencakup kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan menggunakan informasi secara efektif. Dalam konteks ini, Program Keaksaraan menjadi salah satu solusi strategis untuk mengatasi masalah buta huruf di masyarakat.
Menghadapi tantangan globalisasi, di mana informasi dapat diakses dengan mudah dan cepat, memiliki kemampuan literasi yang baik menjadi sangat krusial. Mereka yang buta huruf akan terasing dari banyak informasi penting yang dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari, termasuk Pendidikan dan peluang kerja. Oleh karena itu, mengatasi buta huruf harus menjadi prioritas dalam agenda pembangunan nasional.Â
Program Keaksaraan adalah inisiatif yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung bagi individu yang mengalami kesulitan dalam literasi. Tujuan utama dari program ini adalah mengurangi angka buta huruf, terutama di kalangan masyarakat yang kurang terlayani. Program ini tidak hanya menargetkan anak-anak, tetapi juga orang dewasa, yang sering kali diabaikan dalam pendidikan formal. Dengan pendekatan yang inklusif, Keaksaraan berupaya memberikan akses pendidikan yang lebih baik kepada semua lapisan masyarakat.
Program ini memiliki beberapa sasaran, antara lain, meningkatkan keterampilan literasi dasar di kalangan peserta didik, membangun kesadaran akan pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari, memberdayakan individu untuk berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Dengan demikian, PLS Keaksaraan tidak hanya bertujuan untuk mengajarkan keterampilan membaca dan menulis, tetapi juga untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik dan mendorong mereka untuk mengambil bagian dalam proses pembangunan di komunitas mereka.
Keaksaraan menerapkan berbagai metode pengajaran yang inovatif dan interaktif. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah pembelajaran berbasis komunitas, di mana peserta didik dilibatkan langsung dalam proses belajar mengajar melalui diskusi, permainan, dan kegiatan praktik. Pembelajaran yang aktif ini terbukti lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta.