"aku mencintaimu dek, tak bisa hidup tanpamu.." dan masih banyak lagi kata-kata yang jika diucapkan maka akan membuat wanita kleper-kleper tak jelas. hehe.. Sangat terkesan gombal, tapi akan berbeda yang dirasa wanita jika itu dari orang yang dia sukai. Kadang melayang terlalu tinggi dibuatnya. Nah, parahnya kadang timbul suatu pemakluman yang merusak yang membuat tertutupnya suatu hal yang sebenarnya. Ah wanita, hijau dalam penafsiran cinta benar-benar akan membuatmu terjerumus dalam lautan cinta semu. Inilah awal dari suatu pemakluman, yang bisa mengalahkan hal yang paling prinsip pun. Fenomena sering terjadi bahwa sang wanita memaklumi dan berharap sang lelaki bisa berubah menjadi lebih baik setelah menikah. Dan sang lelaki berharap sang wanita menjadi seseorang yang dia bayangkan. ataupun sebaliknya. inilah fenomena yang terjadi yang dimulai dari hubungan yang nama kerennya "penjajakan" nama gaulnya "pacaran". Disitulah banyak pemakluman yang akan terjadi. Dan Memang Faktanya bahwa setelah menikah itu tak seindah masa pacaran, yang semuanya hampir dibuat menjadi manis walau kadang ada pahitnya. Hebatnya dibuai cinta dan pacaran adalah dalam hal pemakluman.
******
Putri benar-benar merasa menjadi wanita yang paling bahagia. Dia akan segera menikah dengan laki-laki yang ia cintai dan ia kenal lama. 4 Tahun mereka berpacaran. hmm..cukup lama yaa.. Dia juga telah mengenal keluarga Roni, mereka baik dan terlihat menyayangi Putri seperti menyayangi anaknya sendiri. Sungguh sempurna. Itulah yang ia rasa.
Akad dan Resepsi berjalan dengan lancar. lalu dilanjutkan resepsi yang mewah yang diadakan oleh keluarga Roni. Tapi ternyata, kebahagiaan tak lama menghampiri Putri. Orang-orang pasti akan paham bahwa dalam rumah tangga yang baru dibina tentu akan ada ujian-ujiannya dan itu wajar tetapi sebagai orang tua tentu akan membimbing anak-anaknya. Dan sebagai Pasangan baru, harus lebih bersabar dan mau saling memahami. Proses Peralihan itu memang sulit. Pacaran dan setelah menikah. inilah yang terjadi pada pernikahan putri. Kesalahpahaman demi kesalahpahaman terjadi. Orang tua Roni yang tak ingin anaknya disalahkan. Dan Ibu mertua yang terlalu mengatur rumah tangga mereka. Dan Roni yang berubah menjadi keras selalu menyudutkan Putri tak menghargai keluarganya. Sedangkan Roni yang tak mau tahu tentang keluarga Putri. Persepsinya adalah jika ingin dikatakan istri yang menurut maka Putri harus mau mengikuti apa kata keluarga Roni. 'Siapa Sebenarnya Kepala Rumah Tanggaku?aku tahu setiap anak pasti ingin berbakti, tapi masih banyak cara untuk berbakti. dan bukankah setelah menikah, Suami harus memegang peranannya untuk mengatur rumah tangga sendiri, seharusnya merestui pernikahan berarti orang tuanya percaya bahwa Roni mampu dan lebih merelakan, dulu aku tak merasa menikahi anak mama,batin Putri. Ketika Putri ingin sedikit rasa adil tetapi Roni malah mengatakannya Pembangkang. Setelah pindah kekontrakan pun, keributan masih sering terjadi tapi tak ditengahi secara bijak oleh pihak keluarga Roni. Karena dalam Kamus keluarga Roni bahwa anaknya tak bisa disalahkan. Keluarga Putri mencoba menengahi tetapi ditanggapi terlalu ikut campur. Semakin hari bukan semakin baik, tapi semakin keruh keadaannya. dan Semakin tak menentu. Roni yang bersikap semakin aneh. Dan Ketika Putri iseng mengecek hape suaminya ketika sedang mandi.
"dek, aku bosan dirumah.." Degh. Satu pesan ke nomor yang tak ada nama pengirimnya. serasa dihujam dengan beribu jarum, sakit sekali. Teganya suaminya. Mengirim SMS ke seseorang dengan nada seperti itu, sama saja dengan mengatakan bosan kepadanya. Penasaran, akhirnya Putri mencoba memanggil nomor tersebut.
"Haloo.." seorang wanita, semakin tak menentu Putri, Sakit sekali rasanya. Setelah cukup yakin bahwa itu adalah wanita, Putri langsung memutuskan panggilan tanpa berkata apa-apa.
Selesai suaminya mandi, Putri menunggu waktu yang tepat untuk menanyakan hal yang tak mengenakkan itu..dan
"mas, kalau aku ada salah dan kurang dalam melayani mas, tolong disampaikan ya..maafin aku kalau aku ada salah."Putri berusaha menekan amarahnya..
"iya sayang, emang ada apa sih kok, tiba-tiba" ucap Roni lembut.
"gak pa apa.. cuma pengen bilang aja."
"oo.. ya udah,,"kata Roni
"mas, nomor 08XXXX itu nomor siapa ya?" tak sanggup Putri menahannya
Roni kaget, tapi cepat-cepat dia bersikap biasa "emang kenapa?"
"Jujur aja deh mas.. tolong mas jujur"
"oo..itu nomor temen kerja mas, hengki.."
"masa hengki? mas, jujurlah, aku udah cek kalau yang angkat cewek"
"oo..itu adiknya"
"mas, tidak jujur.."
"lho, emangnya kenapa? kau ini ada-ada saja..kalau tak percaya ya sudah!" Jawab Roni emosi..
"mas, SMS mas begitu, apa tidak menyakitkanku? apalagi mengirim ke seorang wanita"
"kami cuma teman, Puas!!"
"mas, kalau tidak ada apa-apa kenapa mas emosi begitu?'
"aku emosi karena kau tak mempercayaiku"
"karena mas tidak jujur"
"oke! aku bosan dirumah dan kau sibuk dengan kerjaan kantormu, aku curhat ke temen kan wajar!"
"kenapa mas tidak bilang langsung ke aku, dan marahi aku sekalian jika aku mengabaikanmu daripada SMS begini"
"ah, sudahlah, itu saja diperpanjang" roni pergi keruang menonton.
"mas, tega.. apa maksud mas menikahiku untuk berbuat begini" Putri pun menangis..
Roni tiba-tiba mendekati Putri dan bersikap lembut"maafin mas yaa.. janji gak akan diulangi lagi"
Putri masih kesal "ya, mas harus janji tidak begitu lagi".. selesai pada saat itu. Seminggu, itu yang mampu diingat oleh purti, Roni bersikap sangat manis. dan setelah itu sikapnya aneh lagi, diam-diam Putri terus memperhatikan suaminya. Yang tak habis pikir adalah tentang hape, barang itu sangat diminati suaminya, sampai-sampai kekamar mandipun ia bawa. Pernah Putri mencoba meminjam hape pada saat suaminya menjadi autis dan asyik sendiri dengan hapenya. suaminya memarahinya dan bersikap seolah menyembunyikan sesuatu..
dan suatu malam itu pun terjadi lagi..
tobe continued...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H