Sejauh mana isi, peran dan makna sebuah karya sastra, bernilai atau berkwalitasnya sebuah karya sastra di ukur melalui sebuah analisis kritik sastra.
Kemudian menurut Semi (1989:24—25) fungsi dari kritik sastra bukan hanya sebagai wujud apreasiasi namun sebagai upaya untuk mengembangkan dan pembinaan terhadap sastra. Selain itu melalui kritik sastra, sebagai sarana penunjang ilmu sastra. Kritik sastra merupakan wadah analisis karya sastra, analisis tes struktur cerita, gaya bahasa, teknik pencitraan, dan sebagainya.
Pembahasan
Pengertian kritik sastra objektif
Kritik objektif adalah kritik yang mengulas karya seni tidak peduli itu karya siapa. Kritik objektif dapat disebut kritik konstruktif bertanggung jawab. Oleh karena kritikannya dinyatakan jelek, kritikus akan menunjukan di mana letaknya. Begitu juga ketika dia menyatakan bagus, harus mampu menjelaskan.
Karya kritik yang objektif dapat dijadikan ajang pembelajaran guna kemajuan seniman muda selanjutnya. Dengan demikian kritik objektif dapat juga dikatakan kritik membangun. Artinya dia sangat bertanggung jawab atas kehidupan kekaryaan seni terutama teater di masa datang. Kritikus ini biasanya tidak bisa diintervensi oleh siapapunapalagi disogok, karena dia tidak bertanggung jawab pada siapun kecuali pada profesinya.
Menurut Semi (1989:13) menyatakan ”suatu kritik sastra yang menggunakan pendekatan atau pandangan bahwa suatu karya sastra adalah karya mandiri”. Tanpa perlu memandang sastra dari segi pengarang atau dunia dan sekitarnya. Teori ini dilihat berdasarkan objek yang berdiri sendiri, yang memiliki dunia sendiri. Oleh karena itu kritik ini dilakukan atas suatu karya sastra dengan kajian unsur instrinsik semata.
Analisi Kritik Sastra Objektif
Latar tempat
Teater timun mas membuat panggung yang sesuai dengan diilustrasikan yaitu di tengah-tengah hutan seperti yang di ceritakan dalam kisah fiksinya. Dengan adanya rumah tua yang sangat persis dengan rumah asli pada umumnya. Dekorasi bunga yang bisa berbicara dan pohon yang bisa mengabulkan keinginan ini membuat para penonton beriimajinasi fiksi yang sebenarnya. Tetapi pencahayannya sangat sedikit membuat penonton bingung pemainnya berada dimana dan dalam kondisi malam atau siang. Seharusnya pencahayaannya mengikuti pemain berada dimana pas di atas panggungnya.
Penokohan