Kala itu…
Getaranmu terjadi di relung
Aku, sebagai daratan merasakannya
Berguncang, sedikit bergerak…
Sekali lagi, ….
Getaran itu berulang
Awanpun meng-iya-kan
Kau putar gelombang lebih kuat
Ombakmu sedikit menghentak
Aku terdiam, termanggu…
Redamlah, tahanlah….
Kesekian kalinya,
Getaran itu menguat ,
Ntah kenapa kali ini aku malah takjub
Pada ombak yang terbentuk
Yang karenamu ia menggulung anggun
Ku bersegera berdiri di pantai
Sambil menunggumu, kutuliskan namaku dengan indah
Berharap ombakmu menyapa, dan kau kan tau siapa aku
Sekali…
Gaun gelombangmu menyentuh huruf pertamaku
Terkembang senyumku, “kau menyapaku…” mesra.
Kaupun semakin menakjubkan
Ketika membuat bayangan senja dalam wajah romansa merah merona
Aku Jatuh cinta…
Padamu,
Pada gelombangmu,
Pada getaranmu,
Pada ombakmu.
Seolah membalas,
Kaupun begitu damai, berselimut lembayung
Begitu tenang, betiup mesra menghampiri namaku di pantai
Kali ini…
Gelombangmu bertubi
Meledak di dinding hati
Terlalu besar balasan cintamu
Pada jatuh cintaku yang menggunung
Luluh lantak lah aku
Hilang namaku tergenang air, tak berbekas…
Gelombangmu…..
Hantam dadaku ,
Lumat tubuhku,
Menghanyutkanku tanpa irama
Membenturkanku pada karang
…. Sekali ini…
Aku memandangmu tanpa senyum,
Dengan tangis ini aku berharap
“ hanya ingin bayangan senja itu lagi..”
Karena ku terlanjur cinta…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H