Berbeda dengan arek-arek Surabaya tempo dulu, yang berusaha mempertahankan kedaulatan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Nanang berpendapat bahwa tantangan di era sekarang semakin banyak, khususnya tantangan dalam mempertahankan nilai-nilai budaya.
“Jadi kegiatan-kegiatan kebudayaan ini itu adalah perlindungan terhadap nilai-nilai, jadi yang kita lindungi bukan perlindungan fisik semata tapi nilai-nilai peradaban. Kalau nilai-nilai ini hilang kena penetrasi budaya lain, ya bangsa bisa runtuh,” jelas Nanang yang juga merupakan pegiat sejarah.
Eri Cahyadi selaku Wali Kota Surabaya yang turut membuka acara ini sekaligus menyambangi pameran sore tadi, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini menjadi pengingat bagi warga untuk menenang sejarah Kota Surabaya.
“Saya berharap acara sore hari ini bisa memberi keindahan bagi warga kota Surabaya, bisa memberikan warna kota Surabaya, bahwa Surabaya tidak pernah melupakan budayanya. Bahwa Surabaya tidak pernah melupakan seninya, dan yang terpenting bagi warga yang baik, adalah tidak pernah lupa terhadap sejarahnya,” pungkasnya dalam sambutan acara pada Sabtu (3/9/2022) sore tadi di Balai Pemuda.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H