Mohon tunggu...
Aisyatul Fitriyah
Aisyatul Fitriyah Mohon Tunggu... -

mahasiswa ulul albab,berjiwa pancasila

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cinta ditolak, ada Sangkal bertindak

12 Maret 2015   06:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:47 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca judul diatas persepsi apa yang muncul benak teman teman? Apakah Sangkal yang berupa malapetaka? Atau semacam karma yang akan berdampak tak lagi mendapatkancinta sejati alias perawan tua?

Kok serem banget, ihh takutt

Saya akan mulai bercerita, dengarkan dengan baik. Begini ceitanya: di daerah saya seorang gadis dilarang menolak lamaran pertama dari seorang lelaki yang melamarnya. Intinya setiap lamaran pertama dari seorang lelaki harus diterima.

Saya ilustrasikan seperti kisah Luvia berikut ini:

Namanya Luvia. Berparas anggun dan menawan bagi pemuda manapun yang melihatnya. Berkepribadian luhur khas orang timur, menjadi bintang dalam karirnya, dan ber’uang. Ada yang disayangkan dari Luvia yang cantik jelita ini, rupanya dia masih dapat meemukan cinta sejatinya diusianya yang sudah tak lagi muda alias perawan tua.

Konon katanya dia terkena Sangkal karena pernah menolak lamaran seorang pemudanya diusia belianya. Ya. Sewaktu masih belia Luvia pernah dilamar oleh seorang pemuda yang mencintainya dan berniat menikahinya. Tetapi dengan alasan “ini-itu” Luvia dan keluarganya menolak lamaran pemuda itu. Nah, sejak saat itu pemuda lain yang ada di kampong tempat Luvia tinggal tidak ada yang berani mendekati Luvia. Mayoritas ketika ditanya pemuda disana merasa enggan dan sungkan untuk mendekati apalagi melamar si cantik Luvia.

Bahkan sampai sekarang di usianya yang memasuki kepala tiga tahun ini, dia belum juga mendapatkan cinta sejatinya. Nah, dalam budhaya masyarakat di daerah saya hal tersebut dikenal dengan istilah Sangkal.

Saya belum mengetahui secara pasti hal tersebut hanya mitos atau memang benar benar fakta. Akan tetapi istilah Sangkal sangat lekat bagi masyarakat. Saya merasa tertarik untuk meng”kepo” lebih dalam tentang hal itu. Semoga bisa memperoleh informasi yang menambah wawasan saya dan bisa saya bagi serta diskusikan bersama dengan teman teman pembaca J

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun