Mohon tunggu...
Aisyatul Fitriyah
Aisyatul Fitriyah Mohon Tunggu... -

mahasiswa ulul albab,berjiwa pancasila

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tidur yang Berkualitas, Bukan Kuantitas

22 September 2014   22:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:55 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia memiliki potensi untuk melakukan aktivitas dalam kesehariannya. Namun perlu digaris-bawahi bahwa manusia memliki batas kemampuan dalam dalam melakukan aktivitas. Karena daapat berpengaruh terhadap kesehatan menusia itu sendiri. Agar jasmani tetap sehat dan dapat beraktivitas dengan lancar, juga tidak rentan terhadap penyakit manusia butuh istirahat yang cukup. Sebenarnya banyak cara yang dapat dilakukan dalam pola hidup sehat dan salah satunya adalah istirahat.
Apakah istirahat, hanya tidur?
Saya rasa tidak demikian. Akan tetapi tidur merupakan salah satu dari bentuk istirahat. Karena ketika kita tidur, maka organ tubuh yang biasanya aktif bekerja ketika kita terjaga juga akan beristirahat. Sehingga ketika kita terbangun pikiran akan lebih baik daripada sebelumnya. Dan akan berdampak positif pula pada jasmani kita. Tidur yang sempurna tidak harus dalam waktu yang lama. Tetapi meskipun hanya sebentar yang terpenting kita merasa “nyenyak” saat tertidur.
Pengalaman saya pribadi, kepala saya akan pusing apa bila tidur dalam lama, tetapi kurang kondusif. Misalnya terganggu dengan lingkungan yang bising, sehingga saya sering terbangun karena kaget. Atau hal hal yang lainnya. Saya sering pula tertidur dalam waktu yang tidak terencana dan itu lebih “nyaman” meskipun hanya selang beberapa menit. Misalnya ketika pulang kuliah, karena lelah saya berniat sekedar merebahkan badan dan ternyata tertidur beberapa menit. Setelah terjaga pasti saya merasa lebih segar dan beraktivitas lebih lancar. Itu yang saya maksud tidur berKUALITAS, bukan sekedar KUANTITAS. Tidur sebentar tapi “nyenyak, daripada tidur lama tapi tidak “nyenyak”.
Begitu pula dengan metode penelitian. Ada kualitatif dan kuantitatif. Jika saya ringkas secara umum cirinya penelitian kualitatif subjeknya tidak perlu banyak. Tapi kaya akan data yang didapatkan. Sedangkan kuantitatif membutuhkan subjek yang lebih banyak. Seperti itu sekilas gambaran pemahaman saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun